Prada Lucky Tewas Dibully, Mengapa Kekerasan Senior ke Junior Kerap Terjadi?

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Selasa, 12 Agu 2025 08:02 WIB
Foto: Keluarga histeris saat peti jenazah Prada Lucky Chepril Saputra Namo hendak ditutup menjelang prosesi pemakaman, Sabtu (9/8/2025). (Foto: Yufengki Bria/detikBali)
Jakarta -

Prajurit TNI Prada Lucky Chepril Saputra Namo diduga meninggal dunia setelah menjadi korban bullying atau perundungan dan penganiayaan senior sesama prajurit TNI. Perundungan itu membuat Prada Lucky mengalami kerusakan organ sebelum meninggal.

"Ginjalnya bocor dan paru-parunya bilang ada cairan yang harus mendapat penanganan medis secara intensif," ujar kakak perempuan Lucky, Lusy Namo, di rumahnya di Asrama TNI Kuanino, Kota Kupang, NTT, Senin (11/8/2025).

Menyoal perundungan antara senior ke junior, psikolog klinis Maharani Octy Ningsih menjelaskan kejadian ini biasanya memiliki pola tertentu yang berakar pada dinamika kekuasaan dan budaya hierarki. Senior sering merasa punya 'hak istimewa' karena mereka lebih lama berada dalam sistem.

Tak ayal, senior merasa punya kuasa lebih atas junior sehingga muncul perilaku tersebut. Di sisi lain, perasaan ingin diakui atau merasa berkuasa juga berperan. Menganggap bullying atau perundungan adalah cara cepat membuat junior takut atau tunduk.

"Selain itu adanya juga rasa takut kehilangan status mereka di hadapan junior, sehingga mereka merasa harus menekan terlebih dahulu," ujar dia kepada detikcom, Selasa (12/8/2025).



Simak Video "Video: Alasan Seseorang Jadi Pelaku Bullying dari Kacamata Psikolog"


(kna/kna)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork