Fakta-fakta 'Hujan Mikroplastik' di Jakarta, Antisipasi Gubernur hingga Dampak Kesehatan

Round Up

Fakta-fakta 'Hujan Mikroplastik' di Jakarta, Antisipasi Gubernur hingga Dampak Kesehatan

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Kamis, 23 Okt 2025 05:00 WIB
Fakta-fakta Hujan Mikroplastik di Jakarta, Antisipasi Gubernur hingga Dampak Kesehatan
Fakta-fakta air hujan di Jakarta. (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tentang mikroplastik yang ada di air hujan Jakarta memunculkan kekhawatiran baru soal kualitas lingkungan Ibu Kota. Tidak hanya soal cemaran, dalam jangka waktu lama, mikroplastik bisa membahayakan kesehatan manusia.

Peneliti BRIN Muhammad Reza Cordova menjelaskan penelitian yang dilakukan sejak 2022 menunjukkan adanya mikroplastik dalam setiap sampel air hujan di Ibu Kota.

Berikut ini sejumlah fakta terkait mikroplastik di air hujan Jakarta, mulai dari asal muasalnya hingga potensi dampaknya bagi kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berasal Dari Mana?

Menurut Guru Besar IPB University dari Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK), Prof Etty Riani, fenomena semacam ini sebetulnya memungkinkan terjadi dan bisa dijelaskan secara ilmiah.

Prof Etty menekankan mikroplastik terutama dengan ukuran sangat kecil atau nanoplastik memiliki massa sangat ringan sehingga mudah terangkat ke atmosfer.

ADVERTISEMENT

"Partikel ini bisa berasal dari berbagai sumber di darat seperti gesekan ban mobil, pelapukan sampah plastik yang kering dan terbawa angin, hingga serat pakaian berbahan sintetis," beber Prof Etty dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (22/10/2025).

"Tingginya penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi akar masalah. Dari bangun tidur hingga tidur lagi, manusia tidak lepas dari plastik. Akhirnya, plastik akan terurai menjadi mikroplastik dan nanoplastik," lanjutnya.

Apa Bahaya Mikroplastik?

Dalam penelitian lain, Epidemiolog Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mengatakan bahwa mikroplastik ini terbukti ditemukan di dalam tubuh manusia, seperti paru-paru, darah, bahkan plasenta.

"Adanya potensi peradangan kronis pada saluran napas atau usus, gangguan hormon endokrin disebabkan oleh bahan kimia aditif plastik seperti BPA (Bisphenol A), kemudian risiko kardiovaskular, dan stres oksidatif dari partikel mikro yang bersifat toksi," kata Dicky.

"Mikroplastik itu juga menjadi perantara bagi sebaran penyakit, patogen, karena dia bisa nempel di situ. Artinya ini sama halnya dengan polutan yang bisa memperburuk situasi penyakit, artinya memperparah," sambungnya.

Terjadi di Banyak Negara

Indonesia sendiri bukan satu-satunya negara yang air hujan di salah satu wilayahnya mengandung mikroplastik. Menurut Dicky, banyak penelitian lain di berbagai negara yang menemukan hal serupa.

Dicky menambahkan bahwa air hujan yang mengandung mikroplastik juga terjadi di banyak negara seperti Amerika Serikat, Jepang, Korea, China, Australia, hingga negara-negara di Benua Eropa.

"Artinya mikroplastik bisa terbawa melalui atmosfer jarak ribuan kilometer. Di mana plastik ini beredar layaknya karbondioksida dan air, menjadi bagian permanen dari sistem Bumi ya, cukup miris," katanya.

Pemprov DKI Gerak Cepat

Dengan temuan ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung telah meminta Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta untuk mengkaji temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terkait air hujan di Jakarta yang mengandung mikroplastik.

"Kami sebenarnya akan memperkuat data itu. Nanti setelah kajian selesai, saya akan meminta mereka untuk menyampaikan kepada publik," kata Pramono saat ditemui di Stasiun MRT Dukuh Atas, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2025).

Di sisi lain, Pramono menambahkan bahwa terkait polusi udara di Jakarta sendiri telah mengalami penurunan yang signifikan. Dirinya meminta kepada masyarakat Jakarta untuk tetap menjaga kualitas udara Ibu Kota.

Halaman 2 dari 3


Simak Video "Video: BRIN Bicara Dampak Mikroplastik di Air Hujan"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/kna)

Berita Terkait