Penyakit Jantung Banyak Jenisnya, Ini yang Paling Mematikan di Indonesia

Kematian Jantung Mendadak

Penyakit Jantung Banyak Jenisnya, Ini yang Paling Mematikan di Indonesia

Elmy Tasya Khairally - detikHealth
Rabu, 29 Okt 2025 15:17 WIB
Penyakit Jantung Banyak Jenisnya, Ini yang Paling Mematikan di Indonesia
Foto: Ilustrasi sakit jantung (Getty Images/PonyWang)
Jakarta -

Penyakit jantung menjadi penyebab kematian paling tinggi di dunia. Serangan jantung bahkan tak hanya dialami kelompok usia lanjut, tapi juga usia muda.

Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah Braveheart - Brawijaya Hospital Saharjo, Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS mengatakan penyakit jantung koroner menjadi penyakit jantung yang paling banyak dikeluhkan.

"Kalau kita lihat statistik nasional, saya ambil data BPJS saja. BPJS itu kan paling besar. Jadi nomor satu, itu adalah penyakit jantung koroner yang menjadi masalah jantung utama," kata dr Yamin dalam tayangan detik Sore, Selasa (28/9/2025).

"Jadi koroner tetap menjadi yang paling pertama, termasuk di dunia, masih unggul," ungkap dr Yamin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Setelah penyakit jantung koroner, kelainan lain yang banyak dikeluhkan yaitu kelainan klep (katup jantung) dan kelainan irama jantung.

ADVERTISEMENT

Lantas, bagaimana cara mendeteksi dini adanya masalah pada jantung? dr Yamin mengatakan, gejala bisa menjadi pegangan pertama. Meski demikian perlu diketahui juga bahwa sekitar 5-10 persen orang dengan gangguan jantung yang tersumbat berat pun tidak merasakan gejala-apa-apa.

"Tidak juga semua gejala bisa nyeri dada adalah dari jantung. Jadi yang amannya, kalau ada gejala nyeri dada misalnya, kita klarifikasi nih, kira-kira dari mana, serahkan kepada ahlinya," kata dr Yamin.

"Ke manapun Anda berobat ke dokter jantung siapapun, mereka sudah punya alur atau workflow untuk melakukan konfirmasi apakah sebuah nyeri dada adalah terkait jantung atau tidak. Kan bisa juga karena GERD, kelainan paru, kelainan otot," tambahnya.

Kendati demikian, orang yang memilik faktor risiko, seperti merokok, gemuk, makan tidak teratur, diabetes, hipertensi, perlu waspada. Jangan meremehkan gejala yang dirasakan dengan menganggap nyeri dada sebagai GERD.

"Jangan dibalik, 'Ini pasti GERD, bukan jantung', tidak. Takutnya, kalau itu terkait jantung, terlambat. Kan lebih bagus kita pastikan jantung atau tidak. Kalau memang tidak, bukan jantung, ya kita nanti kembali ke penyakit-penyakit yang tidak urgent. Tidak urgent dalam hal kegawatan," kata dr Yamin.

Halaman 2 dari 2
(elk/up)
Kematian Jantung Mendadak
9 Konten
Tren gaya hidup yang serba instan meningkatkan risiko obesitas dan risiko penyakit yang menyertainya, termasuk penyakit jantung. Dr dr M Yamin, SpJP(K), SpPD, FACC, FSCAI, FAPHRS, FHRS dari Braveheart Brawijaya Saharjo akan mengupasnya.

Berita Terkait