Gen Z Banget, Seperti Ini Jika 'Avoidant Attachment' Dijelaskan dengan Monyet

PuskesNet

Gen Z Banget, Seperti Ini Jika 'Avoidant Attachment' Dijelaskan dengan Monyet

Devandra Abi Prasetyo - detikHealth
Rabu, 12 Nov 2025 06:01 WIB
Gen Z Banget, Seperti Ini Jika Avoidant Attachment Dijelaskan dengan Monyet
Foto: Dok. detikHealth
Jakarta -

Avoidant attachment sedang ramai dibahas di media sosial, khususnya di TikTok. Banyak generasi muda seperti Gen Z mulai mengklaim dirinya sebagai seorang avoidant. Tapi, apa sih avoidant attachment itu?

Psikolog klinis, Maharani Octy Ningsih menjelaskan bahwa pada avoidant attachment gaya keterikatan di mana seseorang cenderung menjaga jarak emosional, tidak nyaman dengan kedekatan, dan lebih memilih untuk mandiri.

"Hal ini biasanya memang berakar dari pengalaman traumatis dari hubungan sebelumnya atau juga pengalaman masa kecil mereka dimana kebutuhan emosinya tidak terpenuhi dengan baik," kata Rani saat dihubungi detikcom, Rabu (5/11/2025).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rani melanjutkan, mereka yang tergolong sebagai seorang avoidant mungkin disebabkan kelelahan secara emosional atau mempunyai pengalaman buruk sebelumnya, sehingga takut untuk membuka diri lag, terkikisnya rasa percaya diri, atau bahkan trauma.

Dalam banyak kasus, menghindar adalah bentuk mekanisme pertahanan diri di mana cara otak melindungi diri dari potensi stres sosial.

ADVERTISEMENT

"Namun, kalau penghindaran tersebut berlangsung lama, membuatnya sulit membangun, atau mempertahankan hubungan, dan disertai rasa malu atau takut ditolak yang kuat, maka bisa jadi itu indikasi Avoidant Personality Disorder (AVPD) atau bentuk kecemasan sosial yang lebih dalam," katanya.

Sederhananya, avoidant attachment bisa dijelaskan dengan analogi monyet sebagai berikut:

@detikhealth_official Apa kamu pernah merasa sulit untuk dekat dengan orang lain? Kamu mungkin memiliki Avoidant Attachment! Tonton video ini untuk tahu lebih lanjut! #Psikologi #AvoidantAttachment #hubungan ♬ suara asli - detikHealth

Apa yang Dirasakan Para Avoidant?

Spesialis kedokteran jiwa dr Lahargo Kembaren, SpKJ mengatakan para avoidant seringkali menekan emosi sendiri karena percaya bahwa menampilkan perasaan adalah tanda kelemahan. Lalu, memiliki batasan ketat dalam hubungan, baik pertemanan maupun romantik.

"Tampak kuat, mandiri, dan rasional, tapi dalamnya sebenarnya ada rasa takut ditolak atau kehilangan kendali," kata dr Lahargo.

"Saat orang lain mendekat terlalu dekat secara emosional, mereka bisa merasa tidak nyaman atau bahkan sesak," sambungnya.



Apa Dampak Positif dan Negatifnya?

Fenomena 'avoidant attachment' yang sedang viral ini bisa jadi cara Gen Z mengekspresikan luka emosional mereka dengan bahasa yang bisa mereka pahami dan bagikan di media sosial.

Berikut dampak positif dan negatifnya menurut dr Lahargo.

Efek positifnya:

  • Terlihat mandiri dan tegar,
  • Mampu berpikir logis dan tidak mudah terbawa perasaan,
  • Sering berhasil dalam bidang profesional karena fokus dan efisien.

Namun efek negatifnya:

  • Sulit menjalin hubungan yang intim dan terbuka,
  • Cenderung kesepian meski tampak tidak butuh orang lain,
  • Sulit mengekspresikan emosi, sehingga stres atau luka batin sering tidak tersalurkan dengan sehat,
  • Bisa merasa "kosong" atau "datar" secara emosional dalam hubungan jangka panjang.

Halaman 3 dari 3


Simak Video "Video: Gen Z Kira-kira Masih pada Suka Minum Jamu Nggak Ya?"
[Gambas:Video 20detik]
(dpy/up)

Berita Terkait