Warga Korban Banjir Sumatera Mulai Sakit di Pengungsian, Faskes Tumbang

Warga Korban Banjir Sumatera Mulai Sakit di Pengungsian, Faskes Tumbang

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Rabu, 03 Des 2025 06:01 WIB
Warga Korban Banjir Sumatera Mulai Sakit di Pengungsian, Faskes Tumbang
Foto: Banjir Sumatera (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)
Jakarta -

Gelombang besar pengungsi akibat bencana hidrometeorologi di Sumatera yang mencakup Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat menghadapi ancaman kesehatan serius. Setelah fase evakuasi, fokus Kemenkes beralih pada pencegahan wabah di lokasi pengungsian, seiring munculnya kasus-kasus penyakit di antara ratusan ribu korban.

Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI), dalam rilis 'Laporan Situasi Bencana Banjir dan Tanah Longsor Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat
per 1 Desember 2025 mencatat total 587.192 orang masih berada di pengungsian, sementara bencana ini telah merenggut 533 korban jiwa di ketiga provinsi. Kondisi pengungsian yang padat dan sanitasi yang terbatas telah memicu peningkatan risiko penyakit berbasis lingkungan.

Kementerian Kesehatan juga melaporkan bahwa pengungsi mulai mengeluhkan sejumlah masalah kesehatan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Fokus utama di pengungsian untuk antisipasi penyakit pasca bencana. Juga penanganan bagi kelompok rentan seperti lansia, ibu hamil, anak-anak, penyandang disabilitas, dan pasien cuci darah," kata Kepala Biro Komunikasi Pelayanan Publik Aji Muhawarman.

Penyakit warga di pengungsian

Demam menjadi keluhan paling dominan, terutama di Sumatera Utara (277 kasus) dan Sumatera Barat (376 kasus). Keluhan myalgia juga tinggi, dengan 151 kasus di Sumut dan 201 kasus di Sumbar. Myalgia biasanya muncul bersamaan dengan infeksi virus, kelelahan ekstrem saat evakuasi, hingga paparan dingin.

ISPA tercatat 15 kasus di Aceh, 96 di Sumut, dan 116 di Sumbar. Penyakit ini menjadi salah satu yang paling konsisten muncul di seluruh wilayah terdampak. Kondisi pengungsian yang padat, udara lembap, dan masuknya debu atau endapan kotoran banjir membuat anak-anak dan lansia lebih mudah tertular.

Lebih lanjut, laporan menunjukkan dispepsia 94 kasus di Sumut dan 118 kasus di Sumbar, serta belasan hingga puluhan kasus diare di ketiga provinsi. Ini terkait langsung dengan keterbatasan air bersih dan risiko pencemaran makanan.

Sejumlah fasilitas kesehatan tumbang

Bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat juga berdampak pada layanan kesehatan. Sejumlah fasiltas kesehatan dilaporkan rusak atau tidak dapat beroperasi optimal.

Data Kemenkes menunjukkan beberapa Puskesmas dan sarana kesehatan mengalami kerusakan fisik akibat banjir, terendam air, atau akses menuju lokasi terputus. Kondisi ini membuat pelayanan kesehatan di daerah terdampak tertunda dan sebagian harus dialihkan ke fasilitas terdekat yang masih bisa berfungsi.

Aceh menjadi wilayah dengan catatan faskes terbanyak tidak bisa beroperasi, yakni 9 RS di kota/kabupaten. Kondisi puskesmas tidak jauh berbeda, total ada 126 puskesmas yang terpaksa tidak bisa berjalan imbas bencana longsor dan banjir.

Sementara itu di Sumatera Utara tercatat 3 rumah sakit, 37 puskesmas dan 75 pondok bersalin desa terdampak. Kondisi tak jauh berbeda ditemukan di Sumatera Barat dengan 37 puskesmas mengalami kerusakan.

Pengungsi terbanyak berada di Aceh dengan total 478.847 orang, sementara di Sumut mencapai 77.009 orang, dan Sumbar 31.346 orang.

Halaman 3 dari 3


Simak Video "Video: Menkes Sentil Fasilitas Kesehatan RI, Soroti Warga Pilih Berobat ke LN"
[Gambas:Video 20detik]
(kna/kna)

Berita Terkait