Presiden Prabowo Subianto meminta pasien-pasien dengan kondisi darurat di wilayah terdampak bencana Sumatera dievakuasi menggunakan helikopter untuk dibawa ke rumah sakit. Hal tersebut disampaikan dalam rapat terbatas di Aceh, Minggu (8/12/2025) malam.
Ini berawal dari paparan Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pada Presiden terkait beberapa rumah sakit yang belum beroperasi penuh akibat akses yang tertutup. Ia menuturkan ini dapat mengancam orang-orang dengan kondisi medis tertentu seperti ibu hamil dan pasien cuci darah.
Jika tidak ditangani dengan baik, ini bisa menyebabkan kelahiran terlambat bagi ibu hingga kematian bagi pasien cuci darah.
"Kami memang mengejar 18 kabupaten/kota terutama di Aceh ini rumah sakitnya segera bisa beroperasi, sampai sekarang sudah 12 kabupaten/kota yang beroperasi penuh, ada 6 yang masih belum penuh. Ini Aceh Utara, Aceh Timur, Aceh Tengah, Bener Meriah, Tamiang, dan Gayo Lues," ungkap Menkes.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut ada tiga wilayah yang akses rumah sakitnya masih belum memadai. Menkes lalu mencontohkan beberapa wilayah seperti akses Kabupaten Bener Meriah yang baru akan terbuka dalam tiga hari, lalu Kabupaten Aceh Tengah yang baru terbuka sekitar 17 Desember 2025.
Ia juga menyebut kebutuhan listrik 24 jam diperlukan untuk fasilitas kesehatan yang ada. Terlebih jika rumah sakit terdampak harus melakukan operasi.
"Kami membutuhkan bantuan agar akses jalannya ke sana terbuka, sehingga masyarakat yang ada di daerah kalau sudah hamil atau harus cuci darah itu bisa dibawa," tambah Menkes.
Mendengar permintaan Menkes, Prabowo langsung meminta helikopter TNI-Polri bisa digunakan untuk evakuasi pasien secara langsung. Khususnya bagi pasien dalam kondisi darurat.
"Saya kira yang heli-heli TNI dan Polri, kalau ada pasien yang sangat butuh, kita jemput aja, evakuasi, medical evacuation langsung dibawa saja ya," kata Prabowo.
Lihat Video 'Menkes Sebut RS di 6 Kabupaten/Kota di Aceh Masih Terkendala':











































