Badan Gizi Nasional (BGN) memastikan seluruh biaya perawatan siswa dan guru yang menjadi korban kecelakaan mobil operasional program makan bergizi gratis (MBG) sepenuhnya ditanggung lembaga. Total 19 siswa dan satu guru tertabrak mobil MBG saat tengah berbaris.
Wakil Kepala BGN Bidang Operasional Pemenuhan Gizi, Sony Sonjaya, mendatangi sekolah dan rumah sakit tempat para korban dirawat untuk memastikan penanganan berjalan cepat dan terkoordinasi.
"Saya sudah berada di lokasi untuk memastikan semua penanganan berjalan cepat. Kami berkoordinasi dengan pihak sekolah, kepolisian, dan fasilitas kesehatan agar semua korban mendapat penanganan maksimal," bebernya dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom Kamis (11/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sony menegaskan seluruh korban mendapatkan fasilitas perawatan kelas 1 di RSUD.
"Biaya perawatan seluruh korban ditanggung oleh kami (BGN), dan mereka ditempatkan di Kelas 1 semua," katanya.
Insiden tersebut diklaim tidak mengganggu pelaksanaan program MBG di lapangan. Distribusi pangan bergizi dan layanan untuk penerima manfaat diyakini tetap berjalan sesuai jadwal.
Selain memastikan penanganan korban, BGN juga melakukan evaluasi menyeluruh untuk mencegah kejadian serupa kembali terjadi. Evaluasi yang dilakukan di antaranya koordinasi lapangan, standar operasional prosedur distribusi, hingga pengawasan harian petugas dan armada.
"Secara internal, BGN melakukan evaluasi untuk mencegah terulangnya peristiwa. Peristiwa tersebut tidak menghambat operasional dan pelayanan MBG," kata Sony.
Dugaan Penyebab
Sebelumnya diberitakan, polisi masih memeriksa sopir mobil pengantar menu Makan Bergizi Gratis (MBG), AI, yang nyelonong ke dalam SDN Kalibaru 01 Pagi, Cilincing, Jakarta Utara, dan menabrak guru serta siswa.
Sopir belakangan disebut mengaku salah menginjak pedal mobil gas saat mau mengerem.
"Jadi keterangan dari si sopir, itu kan sekolahnya di atas, tanjakan. Nah, kebetulan dia memang mau mengantarkan makanan itu ke sekolah. Ini keterangan sementara ya, bukan pasti ya, sementara. Dia mau naik ke atas itu, mau ngerem, katanya remnya nggak pakem kan, karena takut mau nabrak (mundur), dia injek (rem) yang dalam. Nah, kirain itu (rem), ternyata gas," jelas Kapolsek Cilincing Kompol Bobi Subasri, dikutip dari detikNews, Kamis (11/12/2025)
(naf/kna)











































