Kontroversi Donor Sperma, 197 Anak Lahir dari Ayah Pemilik Gen Pemicu Kanker

Kontroversi Donor Sperma, 197 Anak Lahir dari Ayah Pemilik Gen Pemicu Kanker

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 12 Des 2025 07:32 WIB
Kontroversi Donor Sperma, 197 Anak Lahir dari Ayah Pemilik Gen Pemicu Kanker
Ilustrasi. (Foto: Getty Images/iStockphoto/Liudmila Chernetska)
Jakarta -

Sebuah investigasi besar mengungkapkan bahwa seorang donor sperma yang tidak menyadari dirinya membawa mutasi genetik pemicu kanker, telah menjadi ayah setidaknya 197 anak di seluruh Eropa.

Sperma donor anonim ini, yang digunakan selama 17 tahun dan didistribusikan ke 67 klinik di 14 negara, berhasil lolos dari pemeriksaan awal. Hasilnya, sebagian sel sperma (hingga 20%) terdeteksi membawa mutasi pada gen TP53, yang berfungsi vital untuk mencegah sel tubuh menjadi kanker.

Diberitakan BBC, anak-anak yang mewarisi mutasi gen ini didiagnosis mengidap Sindrom Li Fraumeni (LFS). Sindrom ini membawa risiko kanker seumur hidup yang sangat tinggi, mencapai 90 persen, termasuk kanker pada masa kanak-kanak.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Laporan dokter menyebutkan bahwa beberapa anak yang mewarisi mutasi ini sudah didiagnosis kanker, dan beberapa bahkan telah meninggal pada usia yang sangat muda.

"Ini adalah diagnosis yang mengerikan," kata Prof. Clare Turnbull, seorang ahli genetika kanker.

ADVERTISEMENT

"Ini adalah diagnosis yang sangat menantang untuk menimpa sebuah keluarga, ada beban seumur hidup untuk hidup dengan risiko itu, jelas sangat menghancurkan," sambung dia.

Beberapa anak sudah idap kanker

Edwige Kasper, seorang ahli biologi di Rumah Sakit Universitas Rouen di Prancis, mengidentifikasi 67 anak pertama selama presentasi di konferensi tahunan European Society of Human Genetics pada bulan Mei.

Pada saat itu, ia mengatakan 10 anak telah didiagnosis kanker seperti tumor otak dan limfoma Hodgkin, dan 13 lainnya membawa gen tersebut tetapi belum mengembangkan kanker.

"Mereka akan memerlukan pemeriksaan medis rutin karena peningkatan risiko terkena kanker, dan memiliki peluang 50 persen untuk mewariskannya kepada anak-anak mereka sendiri," kata Kasper kepada CNN.

Halaman 2 dari 2
(kna/kna)

Berita Terkait