Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya

Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya

Averus Kautsar - detikHealth
Jumat, 12 Des 2025 19:00 WIB
Terungkap Golongan Darah yang Lebih Berisiko Kena Stroke, Ini Alasannya
Ilustrasi. (Foto: ilustrasi/thinkstock)
Jakarta -

Sebuah penelitian mengungkapkan ada golongan darah tertentu yang memiliki risiko serangan stroke lebih besar. Golongan darah memiliki penanda kimia, seperti A, B, AB, dan O, yang disebut antigen dan ada di permukaan sel darah merah. Namun, pada golongan darah utama itu, juga ada variasi halus yang disebabkan oleh mutasi gen tertentu.

Para peneliti menganalisis data dari 48 studi genetik, mencakup sekitar 17 ribu pasien stroke dan hampir 600 ribu orang tanpa stroke. Semua peserta berusia antara 18 hingga 59 tahun.

Hasilnya menunjukkan hubungan yang jelas antara gen yang bertanggung jawab atas subtipe darah A1 dan risiko stroke pada usia muda.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jumlah orang yang mengalami stroke dini meningkat. Mereka yang terkena lebih mungkin meninggal akibat kejadian yang mengancam jiwa ini, dan para penyintas berpotensi menghadapi puluhan tahun disabilitas. Meski begitu, penelitian tentang penyebab stroke dini masih sangat sedikit," ucap peneliti neurolog vaskular dari University of Maryland, Steven Kittner, dikutip dari ScienceDirect, Jumat (12/12/2025).

ADVERTISEMENT

Pemeriksaan genom secara luas menemukan dua lokasi yang sangat terkait dengan peningkatan risiko stroke lebih awal. Salah satunya bertepatan dengan lokasi gen penentu golongan darah.

Analisis kedua yang berfokus pada jenis gen golongan darah tertentu menemukan orang dengan variasi gen golongan darah A memiliki risiko stroke sebelum usia 60 tahun sebesar 16 persen lebih tinggi dibanding populasi dengan golongan darah lain.

Sementara itu, mereka yang memiliki gen golongan darah O1 memiliki risiko 12 persen lebih rendah.

Meski demikian, peneliti menekankan peningkatan risiko stroke pada orang dengan golongan darah A tergolong kecil, sehingga tidak diperlukan kewaspadaan atau pemeriksaan khusus bagi kelompok ini.

"Kami masih belum tahu mengapa golongan darah A dapat meningkatkan risiko, tetapi kemungkinan hal ini berkaitan dengan faktor pembekuan darah seperti trombosit, sel yang melapisi pembuluh darah, serta protein lain dalam sirkulasi, yang semuanya berperan dalam proses pembentukan bekuan darah," ungkap Kittner.

Kittner menuturkan studi lanjutan perlu dilakukan untuk pada kelompok etnis lainnya. Pada penelitian tersebut, peserta studi berasal dari Amerika Utara, Eropa, Jepang, Pakistan, dan Australia.

Jumlah orang non-Eropa yang terlibat dalam penelitian hanya sekitar 35 persen. Sampel yang beragam dapat memperjelas makna temuan tersebut.

"Kami jelas memerlukan studi lanjutan untuk memperjelas mekanisme peningkatan risiko stroke ini," tandasnya.

Halaman 2 dari 2
(avk/naf)

Berita Terkait