Tekanan darah tinggi kerap dianggap penyakit orang tua. Padahal, makin banyak anak muda yang justru mengalami stroke akibat mengabaikan kondisi ini.
Dokter juga mengingatkan hipertensi yang tidak terkontrol bisa berujung fatal. Seperti yang dialami pria bernama Nguyen di Vietnam.
Ketika menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, pria 33 tahun tersebut memiliki tekanan darah yang sangat tinggi. Dokter sudah menyarankan agar ia rutin memantau tekanan darah dan mengubah gaya hidupnya, tapi saran itu tidak digubris.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Waktu itu, saya pikir cuma karena kebanyakan minum kopi dan stres kerja, jadi tekanan darah naik," tuturnya yang dikutip dari VNExpress.
Nguyen tetap menjalani kebiasaan lamanya, seperti sering lembur, minum kopi hitam kental, makan tidak teratur, dan konsumsi alkohol yang berlebihan. Sesekali, ia merasakan sakit kepala dan pusing saat berdiri tiba-tiba, tapi selalu dianggap sekadar kelelahan atau kurang tidur.
Hingga suatu pagi, Nguyen mendadak jatuh di kamar mandi. Wajahnya mencong dan ia tidak bisa menggerakkan tubuhnya.
Di rumah sakit, dokter mendiagnosis Nguyen mengalami stroke akibat tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol. Wakil Direktur RS Umum Phuong Dong, Dr Doan Du Manh, menjelaskan kerusakan otak Nguyen cukup parah.
"Bagian kiri otaknya rusak berat, sehingga ia mengalami gangguan bicara. Sementara sisi kanan tubuhnya lemah," jelas Dr Manh.
Awalnya, Nguyen bahkan tidak mampu merawat dirinya sendiri. Kini ia harus menjalani proses rehabilitasi panjang.
Kasus serupa juga ditangani Wakil Direktur Pusat Stroke RS Bach Mai, Hanoi, Vietnam, Dr Nguyen Tien Dung. Seorang pria berusia 30 tahun kembali dirawat setelah sebelumnya mengabaikan pengobatan hipertensi.
Pasien tersebut datang dalam kondisi koma, dengan tekanan darah mencapai 180/100 mmHg meski sudah diberi obat lewat infus. Empat tahun sebelumnya, ia sempat mengalami perdarahan otak akibat hipertensi dan diminta minum obat rutin.
Namun karena merasa tekanan darahnya sudah normal, ia berhenti mengonsumsi obat hingga kembali mengalami stroke.
"Operasi tidak memungkinkan karena pasien koma dalam dan mengalami perdarahan otak. Prognosisnya sangat buruk," beber Dr Dung.
Tekanan Darah Tinggi Merusak Pembuluh Darah-Picu Stroke
Dr Manh menjelaskan tekanan darah tinggi secara perlahan merusak pembuluh darah dan bisa memicu stroke iskemik maupun stroke perdarahan. Pada stroke iskemik, tekanan darah tinggi merusak lapisan dalam pembuluh darah, sehingga terbentuk plak yang menyumbat aliran darah ke otak.
Jika plak pecah, gumpalan darah bisa terbentuk dan memicu stroke. Sementara para stroke perdarahan, tekanan darah tinggi jangka panjang membuat pembuluh darah di otak rapuh dan mudah pecah, menyebabkan perdarahan otak.
Tak hanya stroke, hipertensi juga bisa menyebabkan kerusakan ginjal akut hingga gagal ginjal tahap akhir. Selain itu, bisa juga menyebabkan gangguan penglihatan, penyempitan pembuluh darah di kaki yang berujung amputasi, hingga disfungsi ereksi, terutama pada perokok atau pengidap diabetes.
"Anak muda sering tidak rutin cek tekanan darah, jarang olahraga, pola makan buruk, dan jarang medical check-up. Mereka baru sadar saat sudah terkena stroke," terang Dr Manh.
Bagaimana Mencegahnya?
Begitu didiagnosis hipertensi, pasien wajib menjalani pengobatan seumum hidup dan kontrol rutin untuk mencegah komplikasi. Kondisi yang tidak terdeteksi dan tidak diobati berisiko besar menyebabkan stroke, apalagi jika disertai faktor risiko lain.
Untuk mencegah hipertensi, dokter menyarankan pemeriksaan tekanan darah secara rutin, terutama bagi usia di atas 50 tahun atau yang punya riwayat keluarga. Jika sudah terdeteksi pra-hipertensi, segera konsultasi ke dokter.
Langkah lain yang penting dilakukan, yakni:
- Mengurangi konsumsi garam (kurang dari 5 gram per hari).
- Berhenti merokok.
- Rutin olahraga minimal 30 menit sehari.
- Mengelola stres.
- Menjaga berat badan ideal.











































