Veronika Sidabutar (30), seorang wanita Medan yang saat ini tengah berjuang melawan penyakit gagal ginjal kronis. Ia tak menyangka bisa mengidap penyakit tersebut lantaran sangat menjaga asupan makan maupun minumannya.
Terlebih, wanita yang akrab disapa Vero ini mengaku rutin mengonsumsi air putih satu setengah sampai dua liter dalam sehari.
"Saya nggak suka junk food apalagi kayak daging, saya memang agak susah makan daging termasuk daging ayam," kata Veronika Sidabutar kepada detikcom, Sabtu (25/11/2023).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Untuk minuman bersoda ataupun manis saya juga nggak suka," imbuhnya.
Meski menjaga pola makannya, Veronika memiliki kebiasaan begadang semasa kuliah bahkan terkadang tak tidur sampai pagi. Dirinya juga mengaku sering mengonsumsi obat-obatan, baik dari dokter maupun yang dibeli di warung untuk mengatasi kondisi yang dialami. Misalnya, seperti demam dan sakit kepala.
"Saat bekerja saya juga sering demam, saya nggak ada riwayat hipertensi dan diabetes nggak ada. Jadi setelah bekerja saya sering demam kadang dalam sebulan sekali, jadi sering ke klinik lah makanya saya tahu tensi saya terpantau," imbuhnya saat dihubungi detikcom, Senin (27/11/2023).
"Kalau di klinik kan kita berobat kan selalu terpantau. Kemudian setelah itu dari klinik bawa obat-obatan dan di luar itu pun kadang saya sering minum obat sakit kepala ya dari warung. Itu tuh karena nggak tahan sama rasa sakitnya, apalagi setelah Omicron. Jadi sering sakit kepala," imbuhnya lagi.
Gejala Awal yang Dirasakan
Pada April 2022, Veronika mengalami kenaikan berat badan hingga kelopak mata bengkak. Awalnya ia tak menyadari dan curiga kalau gejala yang dialami mengarah ke penyakit serius. Ia mengira gejala itu merupakan efek dari program untuk menaikkan berat badan yang tengah dijalaninya.
Dua bulan kemudian, Veronika kembali mengalami gejala yang tak biasa, yakni berupa cegukan dua hari dan nggak berhenti kecuali saat mau tidur.
"Kemudian setiap cegukan dimulai dengan mual muntah, apa yang masuk dimuntahkan, termasuk kalau minum air. Muntah terus lah sampai keluar darah, mungkin ada luka di dalam kan," imbuhnya.
Merasa ada yang tak beres dengan tubuhnya, Veronika memutuskan ke rumah sakit untuk memeriksakan diri. Ia bahkan harus dirawat selama seminggu dan di-opname lantaran mual dan muntah yang tak kunjung berhenti.
Setelah diperiksa, dokter akhirnya mendiagnosis Veronika mengalami gagal ginjal kronis dengan fungsi ginjal hanya 20 persen. Dokter juga menduga kondisi tersebut kemungkinan disebabkan oleh obat-obatan yang sering dikonsumsi Veronika untuk mengatasi demam dan pusing.
"Adanya peradangan ginjal yang disebabkan karena obat-obatan tadi, jadi radang ginjalnya. Kayak kolagen bisa jadi itu, tapi lebih ke antibiotik dan obat pereda rasa nyeri sih," imbuhnya lagi.
Sebelum dirawat, Veronika juga sempat mengalami gejala memar di beberapa bagian tubuhnya, paling sering muncul di daerah kaki hingga paha. Dirinya juga mengaku sering buang air kecil tiap tengah malam.
"Itu sampai rata kayak habis KDRT lah. Gantian dia, misalnya di paha ada 1 di betis dua, kanan kiri gitu. Itu 2 minggu baru hilang, jadi dia nanti menghitam dia sebelum hilang dia menghitam. Nah habis itu sudah menghitam, langsung muncul lagi yang baru gitu. Ukurannya ada semua, ada yang lebar, ada yang kecil," imbuhnya lagi.
Kondisi Terkini
Saat ini Veronika dengan rutin menjalani cuci darah dua kali seminggu. Ia juga tengah menunggu operasi transplantasi atau cangkok ginjal untuk mengatasi kondisinya.
"Kemudian aku cuci darah ini makanannya itu yang tinggi garam itu harus dihindari. Tinggi garam, kemudian daging olahan, kemudian itu daging merah, makanan instan lah junk food," kata dia.
"Jadi perbanyak sayur dan buah-buahan, karena itu yang bisa merangsang sel-sel di ginjal lagi. Untuk minumannya minuman bergula itu sulit dibuang ginjal, minuman yang gula nya tinggi itu pantangan, kemudian minuman bersoda, dan minuman yang berwarna," imbuhnya lagi.











































