Dituturkan kepada detikHealth, berikut kisah mahasiswi 22 tahun yang menjalani diet dengan mengukur Indeks Masa Tubuhnya (IMT) kembali normal, seperti ditulis Kamis (26/6/2014).
Niat diet semakin kuat ketika aku mengikuti tugas kuliah Gizi Terapan yang menginginkan mahasiswa tersebut mendapatkan gizi yang sesuai taraf pencapaian IMT. Saat itu IMT-ku mencapai batas tidak normal yaitu 28 (normal 20-25). Mulai saat itu aku yakin untuk diet. Maka dari itu aku mulai mengurangi porsi makan dan rajin berolahrga.
Pagi hari aku sarapan dengan minum susu rendah lemak dan makan sereal atau makan dengan jumlah sedikit. Menjelang siang aku mengatasi kelaparan dengan memakan buah segar. Siang hari aku makan dengan menu lengkap namun porsi dikurangi terutama porsi nasi (aku usahakan mengkonsumsi nasi beras merah). Sore hari aku mengatasi rasa ingin mengemil dengan buah atau kue yang didampingi dengan teh hijau tanpa gula. Malam hari aku hanya makan lauk dengan jumlah sedikit tanpa nasi. Sebelum tidur aku minum teh hijau tanpa gula.
Setiap hari aku harus mengonsumsi air putih hingga 2 liter perhari, air putih pun membantu rasa lapar dan ingin mengemilku. Aku juga tetap mengikuti masakan yang disediakan ibuku di rumah namun aku memperhatikan jumlah dan jenis yang harus aku konsumsi. Aku berusaha memperhatikan kandungan gizi pada makanan yang aku konsumsi perharinya.
Tips makanlah apa yang kamu ingin makan menjadi pedoman pola makanku. Karena dosen giziku mengatakan bahwa "keadaan bahagia akan memudahkan proses metabolisme tubuh", maka makan lah dalam keadaan bahagia meskipun dalam keadaan diet.
Untuk olahraga, aku usahakan dalam sehari harus olahraga. Kalau aku kuliah pagi aku olahraga di sore sepulang kuliah, sedangkan ketika weekend akan aku usahakan olahraga dipagi hari. Dari buku panduan aku mengikuti prinsip "jangan terlalu monoton dan memaksakan dalam berolahraga karena hal itu akan berdampak tidak baik". Maka dari itu aku olahraga selalu memperhatikan jenis olahraganya, biasa aku lakukan sehari lari sehari bersepeda. Kalau tidak sempat untuk kedua itu aku menggerakkan badan mengikuti gerakan olahraga dari buku panduan. Selain itu aku berusaha menyempatkan olahraga lain seperti berenang dan gym.
Semua itu aku lakukan dengan niat dan tekun hingga aku berhasil membuat orang-orang disekitarku baik keluarga, teman, maupun tetangga, mengatakan aku telah berbeda alias kini menjadi kurus tidak gendut lagi.
Kini aku simpulkan diet adalah atur pola makan dan olahraga. Karena malas olahraga membuat aku sulit menurunkan berat badanku lagi. Sampai saat ini aku masih ingin berusaha diet meskipun dilema puas pada tubuh yang saat ini aku dapati. Yang penting aku akan berusaha menjaga agar IMT ku tetap ada dibatas normal.
(up/up)











































