Noer Saudah, dosen di sebuah sekolah tinggi ilmu kesehatan (Stikes) sejak awal menyadari bentuk dan berat badannya tidak ideal. Namun karena tidak punya keluhan terkait kesehatan, ia merasa baik-baik saja.
Hingga akhirnya ia mendapat tugas mendampingi mahasiswanya untuk menyusun skripsi tentang lingkar pinggang. Seolah diingatkan, Noer berinisiatif untuk memperbaiki gaya hidup dengan menerapkan diet ketofastosis.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Be healthy and slimmy. Who would not?
Saya bersyukur bahwa di usia saya yang hampir setengah abad tidak merasakan adanya penyakit kronis maupun infeksi yang menyebabkan saya harus dirawat di rumah sakit. Satu-satunya alasan saya harus dirawat di rumah sakit adalah fraktur os humerus sinistra (patah tulang lengan atas sebelah kiri) yang mengharuskan saya menjalani operasi untuk pemasangan pen.
Dengan riwayat kesehatan seperti itu maka saya merasakan hidup ini happy-happy saja. Jikapun ada keluhan sakit seperti batuk, pilek atau flu mejadi hal yang wajar. Hidup tanpa masalah kesehatan yang berarti membuat saya menjalankan aktifitas mengajar di Stikes dan menjalankan penelitian di bidang kesehatan dengan optimal.
Sampai pada suatu saat, salah satu mahasiswa menghadap untuk bimbingan skripsi. Dia mengajukan tema peneltian "Analisis hubungan antara lingkar pinggang dengan penyakit hipertensi". Salah satu latar belakang yang dituliskan bahwa lingkar pinggang bagi laki-laki yang melebihi 90 cm dan perempuan yang melebihi 80 cm adalah salah satu tanda obesitas. Seseorang dengan obesitas mempunyai risiko tinggi untuk mengalami resistensi insulin dan komplikasi metaboliknya seperti diabetes melitus tipe 2 (T2DM), hipertrigliseridemia, penurunan kolesterol high density lipoprotein, hipertensi dan penyakit kardiovaskuler.
Akumulasi jaringan adiposa pada bagian tertentu di tubuh seperti di rongga perut menyebabkan peningkatan risiko terjadinya resistensi insulin sampai terjadinya sindroma metabolik. Sindroma metabolik merupakan suatu abnormalitas metabolik yang melibatkan berbagai faktor yang saling berkaitan serta merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner yang paling penting pada populasi modern. Pengaturan produksi adipositokin berperan penting pada homeostasis metabolisme glukosa dan lipid. Disregulasi produksi adipositokin pada obesitas sentral terlibat langsung pada patogenesis sindroma metabolik. Penurunan berat badan atau pencegahan peningkatan berat badan merupakan cara terbaik mencegah terjadinya obesitas.
Pertanyaannya... Bagaimana dengan saya?? Yakin tidak ada penyakit?? Nah, introspeksi dirilah saya, dengan TB 153 cm, BB 69 kg dan lingkar perut 98 cm bisa dibayangkan body saya seperti apa (he he he baca tong nggelinding).
Saya mulai mengidentifikasi dari tekanan darah yang 140-145/90 mmHg, mudah tersulut emosi, migrain dan kaku pada bahu sebelah kanan. Saya tidak mau memasuki usia setengah abad dengan penyakit yang datang satu persatu. Saya ingin menua dengan sehat dan bahagia. Saya harus membuat RESOLUSI agar berat badan dan lingkar pinggang saya turun mencapai normal dan ideal.
Berbagai cara saya lalukan. Dari ngegym, mengurangi makan, konsumsi obat dan susu diet. Upaya itu tidak cukup efektif untuk menurunakn BB secara signifikan. Upaya pencarianku tentang berbagai metode, akhirnya berujung pada pembelajaran tentang pola hidup The Ancestral Lifestyle. Suatu gaya hidup yang mengadopsi kehidupan nenek moyang yaitu dengan sering berpuasa (jendela makan dimulai jam 12 siang), sangat rendah karbohidrat (konsumsi hewani lebih banyak dari nabati, tinggi aktifitas (lebih banyak bergerak dari pada duduk), rendah stress (ibadah, rekreasi, berpikir positif) dan tidur berkualitas (tidur sebelum jam 10 malam). Dan gaya hidup ini aku dapatkan di Ketofastosis (KF). Selama menjalankan KF Untuk mengimbangi kebutuhan cairan, saya minum minimal 3 liter perhari.
Mulai menjalankan KF 1 Pebruari 2017, selama 5 bulan menjalani KF akhirnya BB turun menjadi 47 kg (turun 22 kg), ukuran baju dari XXL menjadi S, lingkar pinggang 75 cm (turun 13 cm). Tekanan darah 110-115/80 mmHg, migrain sembuh dan kaku di bahu hilang artinya tekanan darah saya normal dan gula darah puasa stabil di kisaran 70 mmol/L artinya tidak ada risiko Diabetes Mellitus.
Sekarang sudah hampir 11 bulan aku menjalani KF, BB tetap dan badan lebih enteng dan bugar. Maintenace terhadap hasil yang sudah saya capai adalah dengan tetap taat pada protokol KF dan olah raga setiap hari. Simple yoga poses for firm breast (untuk mengecangkan payudara), plank workout (mengecangkan otot lengan, dada, perut dan paha) and sexy bubble butt workout (mengecangkan bokong).
Semakin hari badan semakin sehat dan berbonus BB ideal. Lalu....... Apa kabar dengan mahasiswa bimbinganku? Alhamdulillah, sudah wisuda dan lulus dengan predikat cumlaude dan saat ini tengah menyelesaikan studi lanjut profesi keperawatan. Thanks, telah menginspirasi bu dosen. Inspirasi hidup sehat berdasarkan evidace base dan teori tentang metabolisme lemak dalam ketofastis semoga dapat membuka cakrawala baru dalam bidang ilmu pengetahuan tentang kesehatan.
Very simple and very smart to be healthy and get slim bonus.
Baca juga: Bagikan Pengalaman Diet Sehat Kamu, Dapatkan Hadiah Voucher Belanja
Foto: detikHealth |












































Foto: detikHealth