Strategi unik dijalankan Linagie Shu dalam upayanya menurunkan berat badan. Alih-alih menggunakan istilah diet, ia lebih suka disebut sedang menjalankan 'defisit kalori'.
Simpel, tetapi berdampak cukup signifikan. Jika sebelum-sebelumnya ia sering gagal, kali ini upayanya menurunkan berat badan sukses dengan hasil memuaskan.
Ingin tahu perjuangan Shu dalam menjaga pola makan 'defisit kalori'? Simak selengkapnya di sini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sudah lama saya ingin menjalani rutinitas hidup sehat, tapi dalam diri saya belum konsisten dan fokus, masih dengan pikiran "Kalau ada yang kasih makan ya diterima karena itu rejeki". Lingkungan tetangga yang mayoritas ibu-ibu doyan ngumpul di depan rumah sambil ngemil dan makan malam jika punya sesuatu seperti jengkol teri lalapan atau sekedar tempe dan sambal, maka mereka dengan siap akan "ayo makan, ada nasi anget nich" lalu berkumpullah kami untuk makan malam di atas jam 7 setelah saya pulang kerja. Tanpa terasa berat badan yang melebar seperti Ibu yang memiliki 3 anak, padahal saya belum menikah. Kemudian saya melihat foto teman lama yang begitu cantik dan langsing, kini menikah dengan bule kaya raya dan tinggal di luar negeri. Saya berpikir, "kalau mau cantik ya harus berjuang".
Sifat iri manusiaku pun muncul seketika, kenapa dia bisa cantik, bisa langsing, padahal dulu gendut. Baru pada saat itu saya mulai aktif browsing tentang kesehatan dan pola makan yang baik. Salah satunya juga saya baca di detikHealth yang sering memberi informasi tentang makanan sehat, tips kecantikan, beberapa artikel pun saya catat di buku pedoman yang selalu saya bawa seperti contohnya adalah kandungan buah-buahan yang bagus untuk tubuh.
September - Oktober, Saya stop jajanan gorengan dan es kopi yang di pagi hari, saya mulai makan tanpa nasi, tapi di akhir minggu saya boleh makan apa saja seperti nasi padang yang menggoda, atau bakso dengan nasi. Saya mulai stop makan malam, terkadang saya makan nasi merah, Berani menolak ajakan tetangga untuk makan makan. Tapi sayangnya saya masih mencuri waktu untuk makan snack cemilan seperti Chitato atau kerupuk udang dan sebangsanya
Nopember, saya mulai aktif membawa bekal kerja, tapi saya pakai nasi sedikit, tidak makan malam, hanya minum air putih dan buah jika ada.
Desember, saya baru sadar timbangan sudah 66kg, berarti cara ini efektif untuk saya dengan berani menolak makan malam. Walau turun sedikit tapi ini sudah ada kemajuan. Saya harus lebih konsisten lagi.
Saya percaya pasa saat tubuh kita ideal, kita terhindar dari penyakit jahat, dan bisa pakai baju bagus karena kebanyakan baju bagus itu size nya kecil. Saya berharap jika saya langsing, saya bisa memiliki jodoh. Amin.
(up/up)










































