Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan

Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Kamis, 17 Agu 2017 18:09 WIB

Jakarta -

Sebuah penelitian di JAMA Dermatology mengungkap tingginya kasus cedera saat merapikan rambut kemaluan. Ada banyak fakta yang diungkap.

Cara paling populer untuk merapikan rambut kemaluan (pubis) adalah dengan alat cukur non elektrik (47,5 persen), alat cukur elektrik (26,9 persen), gunting (18,4 persen), wax (2,6 persen), dan elektrolisis atau laser (0,6 persen). Foto: Thinkstock
 
Posisi yang paling sering dilakukan saat merapikan rambut kemaluan adalah berdiri (75,2 persen), duduk (22,3 persen), jongkok (13,2 persen), dan berbaring (11,6 persen). Posisi berbaring paling sering memicu cedera yang membutuhkan penanganan medis. Foto: Thinkstock
 
Lecet adalah cedera paling umum saat merapikan rambut kemaluan (61,2 persen), disusul luka bakar (23 persen), serta ruam (12,2 persen). Foto: Thinkstock
 
Sebanyak 9,3 persen cedera tersebut diikuti dengan infeksi, 3,4 persen membutuhkan antibiotik dan 2,5 persen membutuhkan intervensi bedah. Foto: Thinkstock
 
Pada laki-laki, cedera saat merapikan rambut kemaluan paling sering terjadi pada scrotum atau kantong buah zakar (67,2 persen), penis (34,8), serta area pubis (28,9 persen). Foto: Thinkstock
 
Sedangkan pada perempuan, cedera paling sering terjadi di area pubis (51,3 persen), paha dalam (44,9 persen), vagina (42,5 persen), dan perineum atau area sempit di antara anus dengan kemaluan (5,5 persen). Foto: Thinkstock
Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan
Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan
Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan
Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan
Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan
Fakta-fakta Ilmiah di Balik Cedera Saat Merapikan Rambut Kemaluan
Berita Terkait