8 Alasan untuk Tidak Patah Hati 'Ditinggal' Nikah Sama Raisa
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
Kamis, 31 Agu 2017 15:44 WIB
Jakarta -
Sepertinya ada banyak pria patah hati menghadapi pernikahan biduan jelita, Raisa Andriana. Padahal ada lebih banyak alasan untuk turut berbahagia.
Sebuah penelitian di Finlandia membuktikan bahwa perempuan yang sudah menikah punya risiko 65 persen lebih rendah untuk mengalami serangan jantung, dibandingkan yang masih lajang. Foto: Instagram/bridestory
Risiko kecelakaan di jalan raya, menurut seorang ilmuwan di Ohio State University, lebih rendah pada orang yang sudah menikah. Diyakini karena setelah menikah, seseorang lebih menghindari perilaku berisiko. Ada kesadaran yang tumbuh bahwa seseorang yang dicintai, sangat membutuhkannya. Foto: Dok. Bridestory/David Salim Photography
Penelitian di Tel Aviv University menyebut bahwa seseorang yang sudah menikah punya risiko stroke 64 persen lebih rendah dibanding saat lajang. Efeknya lebih besar pada mereka yang bahagia dengan pernikahannya. Foto: Raisa dan Hamish Daud (Instagram Bridestory)
Level stres juga berkurang setelah menikah. Ini dibuktikan dalam sebuah penelitian di University of Chicago, yang menunjukkan adanya perubahan kadar kortisol atau dikenal sebagai hormon stres. Foto: Dok. Bridestory
Ketika harus menjalani operasi serius, seseorang yang sudah menikah punya peluang untuk menjalani proses pemulihan lebih cepat. Peluang untuk bertahan hidup 15 tahun setelah operasi juga lebih besar pada orang yang sudah menikah. Foto: Instagram/bridestory
Penelitian tahun 1991 di Amerika menegaskan adanya hubungan antara pernikahan yang bahagia dengan kesehatan jiwa. Risiko mengalami depresi menurun secara signifikan pada orang-orang yang bahagia dengan pernikahannya. Foto: Instagram
Kualitas tidur juga erat kaitannya dengan penikahan yang bahagia. Penelitian di University of Pittsburgh membuktikan adanya peningkatan kualitas tidur sebesar 10 persen pada orang-orang yang telah melepas masa lajang. Foto: Dok. Instagram/Bridestory
Sebuah penelitian di Duke University Medical Centre mengamati 5.000 orang yang lahir di 1940-an. Hasil analisis membuktikan, partisipan yang menikah lebih berpeluang untuk memiliki umur panjang. Foto: Instagram