5 Perubahan Gaya Hidup Sederhana Untuk Kurangi Risiko Stroke

Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan faktor risiko utama stroke. Maka itu batasi asupan garam, hindari makanan yang terlalu banyak mengandung garam, terlebih pada makanan siap saji. Foto: Thinkstock

Merokok berisiko dua kali lipat terkena stroke. Untuk menghentikan kebiasaan tersebut bisa dengan bantuan medis ataupun hipnosis. Selain itu, dukungan dari keluarga dan teman pun akan memaksimalkan peluang keberhasilan. Usaha lainnya bisa juga dengan melakukan yoga, gabungan olahraga dan relaksasi dianjurkan untuk mengatasi efek samping terkait mood yang kerap timbul pasca berhenti merokok. Foto: Thinkstock

Kadar kolesterol tinggi juga berkontribusi munculnya stroke, karenanya periksakan kadar kolesterol LDL (yang disebut kolesterol jahat) dalam darah secara berkala. Untuk mengurangi faktor risiko tersebut, tingkatkan asupan buah, sayuran dan ikan yang kaya omega 3 seperti salmon dan tuna. Foto: Thinkstock Foto: iStock

Olahraga teratur, setidaknya 30 menit per hari juga penting untuk mencegah stroke. Seperti naik turun tangga, berjalan kaki, bersepeda dan berenang bisa membantu Anda tetap bugar sambil juga mengurangi risiko stroke. Foto: Thinkstock

Kesendirian tidak baik untuk jantung atau arteri, seperti yang telah ditunjukkan oleh penelitian ilmiah sebelumnya pada tahun 2016. Para periset di University of York di Inggris menemukan bahwa orang-orang yang tidak bersosialisasi memiliki 29 persen peningkatan risiko terkena penyakit jantung koroner dan peningkatan risiko stroke sebesar 32 persen. Secara keseluruhan, manajemen stres dan hubungan sosial yang baik dapat membantu melindungi jantung. Foto: Thinkstock