Stop Diskriminasi! Yuk Rangkul dan Jabat Tangan Pasien Kusta

Kusta merupakan penyakit yang menyerang saraf tepi manusia yang ditimbulkan oleh mikrobakteri leprae. Penyakit ini diawali oleh bercak yang kebas (mati rasa). Menurut dr Firmansyah Arief, MPH, Konsultan Kusta dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) bercak ini tidak harus berwana putih namun juga bisa berwarna merah. (Foto: Aisyah Kamaliah/detikHealth)

Terkadang di bercak tersebut muncul nanah, namun Yohei Sasakawa yang merupakan duta eleminasi kusta WHO menjelaskan bahwa berjabat tangan dengan mereka sekalipun yang sedang mengeluarkan nanah tidak akan membuat Anda tertular. (Foto: Aisyah Kamaliah/detikHealth)

Meskipun sering menjadi penyakit yang ditakuti orang awam, sebenarnya tidak semua orang bisa terkena kusta. Bahkan 95 persen kebal terhadap mikrobakteri lepra. "Lima persennya rentan. Kalau kena kasian, mereka ini bisa dibilang masuk kategori orang yang kurang beruntung," kata dr Firman. (Foto: Aisyah Kamaliah/detikHealth)

Ditambah lagi dengan adanya stigma, hal ini membuat mereka yang mengalami kusta menjadi lebih minder. "Kadang ketika mereka menderita kusta belum tentu dikucilkan, tapi dia menarik diri karena sudah merasa akan dikucilkan," kata Lita Renata Sianipar, SKM, M.Epid, Kasubdit Penyakit Tropis Menular Langsung (PTML) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (Foto: Aisyah Kamaliah/detikHealth)

Sasakawa sering mengibaratkan kusta itu sebagai sepeda beroda dua. Roda pertama adalah penyakitnya sedangkan roda kedua merupakan stigma yang ada. Untuk mengembalikan kesehatan pasien kusta, kedua hal ini harus berjalan seiringan. (Foto: Aisyah Kamaliah/detikHealth)