Jakarta - Alat Digital Substraction Angiography (DSA) bisa dilihat di RSPAD Gatot Soebroto. Dengan alat ini dr Terawan akan melakukan 'cuci otak' ke 1.000 warga Vietnam.
Foto Health
Foto: Mengintip Ruang 'Cuci Otak' dr Terawan yang Kontroversial
Senin, 12 Nov 2018 15:35 WIB
Ini adalah alat terapi 'cuci otak', yaitu alat Digital Substraction Angiography (DSA) yang ada di Rumah Sakit Kepresidenan Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta Pusat. (Widiya/detikHealth)
Dengan alat DSA tersebut akan menggambarkan pembuluh darah dan apapun kondisi yang terjadi pada otak pasien. Gambarannya pun akan tertera di layar ini. (Widiya/detikHealth)
"Biar bisa ketahuan, mana yang pecah pembuluh darahnya, mana yang harus ditambal, kemudian apa yang bisa dilakukan, memasukkan obat kemo ke kanker otak juga bisa," jelas dr Terawan. (Widiya/detikHealth)
Pasien bahkan bisa langsung melihatnya kondisi otaknya. "Nggak dibius, sadar, bisa ngobrol bahkan sama keluarga," kata dr Terawan. (Widiya/detikHealth)
Semua gambaran dari alat DSA terhubung dengan komputer-komputer di luar ruangan sebagai pemantau. (Widiya/detikHealth)
Ini ruangan tindakan DSA secara keseluruhan. (Widiya/detikHealth)
dr Terawan pun tak segan untuk bersenda gurau dengan pasien sebelum melakukan tindakan. (Widiya/detikHealth)
Bagi yang penasaran, biaya terapi DSA ini sekitar 23-25 juta rupiah. (Widiya/detikHealth)
