Jakarta - Rapid test jadi salah satu upaya untuk deteksi virus Corona di masyarakat. Namun beberapa waktu lalu WHO sarankan untuk tak deteksi COVID-19 dengan rapid test.
Foto Health
WHO Tak Sarankan RI Deteksi COVID-19 Lewat Rapid Test
Perwakilan WHO untuk Indonesia, dr. Navaratnasamy Paranietharan, mengatakan selama ini WHO hanya melakukan rapid test untuk keperluan penelitian saja, bukan untuk mengonfirmasi kasus positif atau negatif corona. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.
WHO tidak merekomendasikan penggunaan diagnosa rapid test berdasarkan anti-bodi sebagai pemeriksaan penanganan wabah corona atau penanganan pasien. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.
Paranietharan menuturkan sejauh ini WHO menilai tes PCR merupakan standar utama. ANTARA FOTO/Galih Pradipta.
Ia menegaskan bahkan WHO tidak pernah memasukan hasil pemeriksaan menggunakan rapid test ke dalam perhitungan kasus corona yang terkonfirmasi. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.
Dari tingkat keakuratannya pun PCR dinilai lebih akurat hingga WHO mengatakan standar emas dalam menentukan positif atau negatifnya seseorang dalam kasus virus corona. ANTARA FOTO/Didik Setiawan.
Sementara biasanya rapid test digunakan sebagai alat ukur pertama sebelum lanjut ke test swab atau PCR. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja.
Warga yang melakukan rapid test diambil sampel darahnya sementara untuk swab test menggunakan sampel lendir. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe.
Nantinya warga yang dinilai positif virus corona akan direkomendasikan untuk lanjut swab test atau PCR. ANTARA FOTO/Jojon.











































