Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu

Foto Health

Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu

pl - detikHealth
Selasa, 28 Jul 2020 21:30 WIB

Jakarta - Penggunaan plastik sudah dilarang di sejumlah wilayah di Indonesia, sehingga untuk membungkus daging kurban menjadi dipertanyakan apa yang baik untuk digunakan.

Warga mengantre pembagian daging kurban di Yayasan Al Kahfi, Warakas, Jakarta Utara, Rabu (22/8/2018). Idul Adha kali ini, yayasan tersebut memotong 8 ekor sapi dan 20 ekor kambing.

Banyak masyarakat yang sudah sadar akan dampak penggunaan plastik pada lingkungan juga dampak penggunaan plastik pada makanan. Hal ini kerap menjadi bahan perbincangan karena pada saat momen Idul Adha, plastik kerap dijadikan pembungkus daging kurban.  Pradita Utama/detikcom  

Besek bambu untuk pembagian daging kurban (Faiq Hidayat/detikcom)

Salah satu alternatif untuk menghindari penggunaan plastik yaitu dengan menggunakan daun atau besek bambu. Namun di daerah perkotaan, tampaknya sulit untuk menemukan bahan-bahan tersebut. Faiq Hidayat/detikcom  

Warga mengantre pembagian daging kurban di Yayasan Al Kahfi, Warakas, Jakarta Utara, Rabu (22/8/2018). Idul Adha kali ini, yayasan tersebut memotong 8 ekor sapi dan 20 ekor kambing.

Kepala Tim Peneliti Penyembelihan Halal Science Center (HSC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Drh Supratikno, MSi, PAVet mengatakan bahwa penggunaan plastik, daun, atau besek bambu lebih mengacu pada prinsip keramahan lingkungan.  Pradita Utama/detikcom  

Sebanyak 700 encek dibuat warga Desa Bringinan, Kecamatan Jambon untuk tempat daging kurban. Encek merupakan wadah yang terbuat dari batang pisang berbentuk persegi dengan ditusuk menggunakan bambu.

Daun lebih baik karena lebih ramah lingkungan, tetapi kadang di kota sulit di cari. Daun pisang maupun daun jati sama saja, tidak ada penelitian yang membandingkan hal tersebut. Hal yang harus diperhatikan adalah kebersihan daunnya. Daun yang digunakan harus bersih. Charolin Pebrianti/detikcom  

Warga mengantre pembagian daging kurban di Yayasan Al Kahfi, Warakas, Jakarta Utara, Rabu (22/8/2018). Idul Adha kali ini, yayasan tersebut memotong 8 ekor sapi dan 20 ekor kambing.

Supratikno pun tidak melarang penggunaan plastik untuk membungkus daging kurban, namun ia menegaskan bahwa plastik yang digunakan harus yang aman untuk makanan. Plastik yang aman biasanya plastik yang tahan panas atau tahan minyak panas untuk membungkus makanan berkuah panas. Pradita Utama/detikcom  

Kebahagiaan Idul Adha juga dirasakan warga Kampung Akuarium, Penjaringan, Jakarta Utara. Di tengah kondisi nestapa karena rumahnya sudah rata dengan tanah, mereka tetap bisa merasakan nikmatnya daging kurban.

Pada prinsipnya, membungkus daging kurban dengan plastik, daun, atau besek bambu sama saja. Yang terpenting, Supratikno menambahkan, daging tidak boleh dicampur dengan jeroan hijau, seperti babat dan usus, karena daging mudah ditumbuhi bakteri. Usus banyak mengandung bakteri sehingga apabila dicampur maka daging akan cepat membusuk dan bau. Lamhot Aritonang/detikcom  

Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu
Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu
Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu
Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu
Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu
Dilema Bungkus Daging Kurban Pakai Plastik, Daun Atau Besek Bambu
Berita Terkait