Yogyakarta - Alat pendeteksi COVID-19 GeNose telah dirakit sejak Februari kemarin. Yuk lihat proses perakitannya di Teaching Factory SMK-SMTI Yogyakarta.
Foto Health
Melihat Perakitan Alat Tes COVID-19 GeNose UGM
Siswa dan siswi melakukan perakitan GeNose di Teaching Factory Sekolah Menengah Kejuruan Sekolah Menengah Teknik Industri (SMK-SMTI), Yogyakarta, Senin (1/3/2021).
Sebanyak 30 siswa-siswi dari Teknik Mekatronika dan Kimia Industri dilibatkan dalam perakitan GeNose.
Saat ini kapasitas produksi sebanyak 250 unit Genose per harinya.
Perakitan GeNose sudah berlangsung sejak Februari lalu.
Alat pendeteksi virus Corona (COVID-19) dengan embusan napas, yakni GeNose dicanangkan pemerintah menjadi alat screening utama di Indonesia.
GeNose dikembangkan oleh Universitas Gadjah Mada (UGM), yang telah diujicobakan di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, serta Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
UGM mengklaim hasil uji coba tes Corona di GeNose menunjukkan sensitivitas 92%. Dalam uji validasi yang dilakukan, ada sebanyak 615 sampel napas, dan 382 napas di antaranya disebutkan berpola positif COVID-19.
GeNose banyak dipesan oleh instansi pemerintahan, kesehatan dan juga sudah dipakai di stasiun sebagai salah satu syarat perjalanan kereta api.
Pemesan alat ini pun juga semakin banyak. Mulai dari industri, rumah sakit hingga pemerintah daerah (Pemda) memesan GeNose.
Saat ini penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan sudah dilakukan untuk angkutan kereta api jarak jauh, serta untuk angkutan bus dan penyeberangan yang dilakukan secara acak (random/tidak wajib).











































