Inggris - Inggris kembali jadi sorotan usai kembali diamuk COVID-19. Negara itu kini terus memantau mutasi baru varian 'Delta Plus' COVID-19 yang diberi nama AY.4.2.
Foto Health
Kembali Diamuk COVID-19, Inggris Waspada 'Delta Plus' AY.4.2
Beberapa hari terakhir, kasus harian COVID-19 di Inggris mencetak rekor tertinggi sejak pertengahan Juli 2021. Inggris pun kembali disorot karena diamuk COVID-19 lagi.
Negara Ratu Elizabeth II itu pun kini tengah memantau mutasi terbaru varian 'Delta Plus' COVID-19 yang diberi nama AY.4.2. Varian yang dikhawatirkan lebih menular ini ditemukan pada 6 persen kasus di negara tersebut.
Diketahui, varian Delta versi original pertama kali teridentifikasi di India pada Oktober 2020, dengan nama resmi B.1617.2. Varian ini terus bermutasi sehingga memunculkan berbagai varian yang dilabeli 'Delta Plus'. Lebih dari 45 turunan 'Delta Plus' telah teridentifikasi, yang paling umum adalah AY.4 yang mencakup 70 persen sekuens genome SARS-CoV-2 di seluruh dunia. Dua turunannya adalah AY.4.1 dan AY.4.2.
Sebuah laporan per Jumat dari Kementerian Kesehatan Inggris mengungkap peningkatan prevalensi varian Delta baru A.Y.4.2 atau lebih umum dikenal varian Delta Plus.
Varian ini pertama kali diidentifikasi pada Juli tahun ini. Varian AY.4.2 ditemukan pada 6 persen sampel COVID-19 yang diuji pada pekan lalu, dimulai sejak 27 September, menurut Kementerian Kesehatan Inggris. Dikutip dari BBC, sejumlah kecil kasus varian Delta Plus telah diidentifikasi di AS dan Denmark. Israel, menurut laporan lain, mendeteksi kasus pertama AY.4.2 hari ini. Direktur Institut Genetika Universitas College London, Profesor Francois Balloux, mengatakan mungkin saja varian Delta AY.4.2 memiliki penularan lebih cepat.
Sementara itu, Inggris dilaporkan mencetak rekor kematian COVID-19 tertinggi sejak Maret 2021. Ada 223 orang yang meninggal dunia karena COVID-19 dalam catatan 28 hari usai dites poitif Corona. Dikutip dari The Guardian, tingkat kematian harian yang dilaporkan kini belum setinggi 9 Maret, korban meninggal hampir 15 persen dalam sepekan. Adapun jumlah kematian resmi yang dirilis per Selasa, disebut kerap tinggi ketimbang hari biasanya karena mengejar pelaporan ketertinggalan di hari-hari sebelumnya, disebut 'efek akhir pekan'. Sementara, kasus baru Corona bertambah 43.748 orang, sedikit turun dari hari sebelumnya.
Meski begitu, kasus COVID-19 rawat inap dilaporkan terus meningkat, mencapai 921 orang, naik 10 persen dalam pekan ini. Kasus COVID-19 memang terus melonjak usai September, di Inggris. Angkanya meningkat di kelompok usia lansia dan anak-anak sekolah menengah yang sebagian besar tidak divaksinasi. Penyebaran infeksi di luar orang yang lebih muda, telah memicu peningkatan kasus pada mereka yang berusia 50 tahun ke atas, sebuah tren yang mulai mendorong tingkat rawat inap dan kematian.











































