Jakarta - WHO menyatakan bahwa kasus COVID-19 di Eropa telah meningkat pesat disaat kasus Corona global menurun. Pelonggaran pembatasan menjadi salah satu penyebabnya.
Foto Health
Kasus Corona Naik Terus di Eropa, Ada Apa?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa kasus COVID-19 di Eropa telah meningkat selama tiga minggu berturut-turut. Badan kesehatan PBB itu pun menyerukan kehati-hatian seiring aktivitas kerja, perjalanan dan rekreasi kembali normal. AP Photo/Matt Dunham
Seperti diberitakan CNBC.com, Kamis (21/10/2021), Eropa adalah satu-satunya wilayah di antara enam wilayah negara anggota WHO di mana kasus COVID-19 meningkat, demikian ditulis para peneliti dalam pembaruan epidemiologi WHO yang diterbitkan Selasa (19/1) waktu setempat. Ada lebih dari 1,3 juta kasus infeksi virus Corona yang dilaporkan di seluruh benua itu selama sepekan yang berakhir Minggu (17/10) lalu, melonjak 7% dari tujuh hari sebelumnya. AP/Alastair Grant
Situasi di Eropa sebagian didorong oleh lonjakan kasus di Ceko, Hongaria, dan Polandia, di mana Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif program darurat kesehatan WHO, dalam tanya jawab yang disiarkan di saluran media sosial WHO, mengatakan kasus COVID-19 melonjak 50% selama seminggu terakhir. AP Photo/Matt Dunham
Dengan mendekatnya musim dingin, Ryan mengatakan COVID sudah mulai membebani sistem perawatan kesehatan di beberapa negara, membatasi ketersediaan tempat tidur perawatan intensif. AP Photo/Matt Dunham
Selain varian delta yang sangat menular - yang memicu lonjakan COVID-19 global selama musim panas - para peneliti sekarang memantau evolusi strain yang bisa lebih berbahaya. Dikenal sebagai delta plus, para ahli di Inggris melihat mutasi virus Corona ini pada semakin banyak pasien COVID. AP Photo/Matt Dunham
Inggris menjadi salah satu negara Eropa yang mengalami kenaikan kasus harian akibat infeksi virus Corona. Per Selasa (19/10), kasus harian infeksi Corona di negara ini mencapai 43.324 kasus. AP/Kirsty Wigglesworth
Namun, juru bicara Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan, saat ini tidak ada bukti bahwa delta plus lebih menular daripada varian delta sebelumnya. AP Photo/Matt Dunham
Seperti diberitakan media lokal The Guardian, beberapa alasan jumlah kasus harian di Inggris melonjak adalah pelonggaran pembatasan sosial. Diketahui Inggris telah melakukan pelonggaran pembatasan saat separuh masyarakatnya belum menerima vaksinasi dosis lengkap. AP Photo/Matt Dunham
Selain itu, Inggris juga dianggap lambat memvaksinasi anak-anak usia 12 hingga 15 tahun. Data Kantor Statistik Nasional Inggris menunjukkan bahwa kasus COVID-19 melonjak di kelompok anak-anak sekolah menengah. AP/Juan Karita