Bandung - E mengaku terpapar HIV sejak tahun 2015 dan AS mengaku terpapar HIV sejak tahun 2018. Ini adalah kisah perjuangan mereka untuk bangkit melawan penyakit tersebut
Foto Health
Sepenggal Kisah WPS dan LSL di Bandung yang Terpapar HIV
E merupakan laki-laki seks dengan laki-laki (LSL), profesi itu dilakukan E saat masih duduk di SMA hingga berkuliah. Ia mengetahui terpapar HIV setelah melakukan pengetesan HIV di RSHS Bandung.
E menceritakan pengalamannya yang kerap menerima stigma buruk sebagai pengidap ODHA. Selain itu, kepribadian E yang cenderung feminim juga membuatnya beberapa kali merasakan perlakukan tidak mengenakkan dari lingkungannya.
Karena kerap menerima perlakuan tidak mengenakkan, E memilih berteman dengan sesama pekerja seks. Ia juga mengaku sering merasa takut hadir di tengah masyarakat karena merasa tidak diterima.
Status E sebagai ODHA diketahui oleh seluruh keluarganya, mulai dari orang tua, kakak, dan adiknya masih berjuang untuk terus melakukan pengobatan. Bahkan, E juga sempat memberikan saran terhadap adik-adiknya agar tidak terjerumus dalam hubungan seksual berisiko tanpa pengaman. E juga bercerita kedua orang tuanya sempat merasa sedih setelah mengetahui status E.
E juga merasa beruntung karena memiliki teman-teman komunitas ODHA yang kerap memberinya dukungan. E menyebutkan bahwa kini obat untuk HIV/AIDS selalu tersedia dan terdapat layanan.
Dia mengingatkan kepada ODHA di luar sana bahwa mereka tidak sendirian untuk berjuang. Ia memberikan semangat kepada para ODHA untuk terus berjuang dan bertahan.
Begitu juga dengan AS yang tak pernah terpikir dibenatnya untuk terjun di dunia malam, AS dijebak oleh temannya menjadi wanita pekerja sex (WPS).
Saat di kampung , AS diiming-imingi pekerjaan yang menjanjikan di Kota Bandung, ternyata pekerjaan yang dijanjikan itu adalah menjadi WPS.
AS menjadi WPS pada umur 22 tahun atau di tahun 2011, tahun 2018 AS mengaku terpapar HIV, meski sempat jadi WPS, virus HIV itu berasal dari suaminya yang sudah meninggal karena HIV.
AS memiliki dua anak, anak pertama dari suami pertamanya yang sudah meninggal dinyatakan positif dan anak kedua dari suami keduanya dinyatakan sehat.
AS menceritakan faktor-faktor lain yang membuatnya bangkit, seperti pendampingan dari pihak rumah sakit dan tentunya kehadiran sang buah hati yang memberikan suntikan motivasi kepada AS.
AS juga berpesan kepada para temannya yang masih bergelut di dunia malam untuk segera berhenti. Ia mengingatkan bahwa profesi tersebut dihantui oleh serangan virus yang tidak pandang bulu.











































