Jakarta - Resesi seks mengacu kepada risiko krisis demografis karena banyak wanita yang berhenti melahirkan. Kondisi ini terjadi di sejumlah negara.
Foto Health
4 Negara Ini Dihantui Resesi Seks, Terancam Krisis Populasi

Pada 2021, berdasarkan data pemerintah Korea Selatan mencatat tingkat kesuburan hanya 0,81 persen. Padahal idealnya satu negara harus memiliki tingkat kesuburan 2,1 persen untuk menjaga populasi. Tak hanya itu, di Negeri Ginseng tersebut kini makin banyak anak muda yang tak mau menikah. Para wanita yang sudah menikah juga memilih untuk tidak hamil. Chris Jung/NurPhoto/Getty Images
Tidak ada angka resmi mengenai berapa banyak warga Korea Selatan yang memilih untuk tidak menikah atau memiliki anak. Namun berdasarkan data badan statistik nasional menunjukkan pada 2020 terjadi sekitar 193 ribu pernikahan di negara tersebut. Angka ini mengalami penurunan dari pada 1996 yang saat itu mencapai 430 ribu. Data itu juga menunjukkan bahwa tahun lalu bayi lahir sekitar 260.600, sementara puncak kelahiran di negara tersebut mencapai 1 juta pada 1971. Chris Jung/NurPhoto/Getty Images
Negara dengan populasi terbanyak di dunia yakni 1,4 miliar, China disebut sedang mengalami 'resesi seks'. Diprediksi tahun ini angka kelahiran akan mencetak rekor terendahnya lantaran telah menurun berada di bawah 10 juta, dibandingkan tahun lalu 10,6 juta anak lahir per tahun. Angka itu juga ternyata menurun 11,5 persen dari 2020. Getty Images/Anadolu Agency
Presiden China Xi Jinping telah melakukan beragam cara untuk meningkatkan angka kelahiran seperti pengurangan pajak hingga uang tambahan untuk anak ketiga. Namun, strategi ini tidak cukup membuat angka kelahiran kian meningkat. Bahkan, per 2021, angka kesuburan berada di 1,16 di bawah standar yakni 2,1. Wang Huabin/VCG/Getty Images
Krisis populasi di Negeri Sakura ini di depan mata lantaran tingkat perkawinan dan kelahiran di negara itu tergolong terendah sepanjang sejarah. Berdasarkan laporan terbaru, angka pria dan wanita di Jepang yang tidak ingin menikah memecahkan rekor tertinggi sepanjang sejarah. Getty Images/Yuichi Yamazaki
Sebuah data dari Institut Nasional Kependudukan dan Jaminan sosial menemukan bahwa 17,3 persen pria dan 14,6 persen wanita berusia antara 18 dan 34 tahun di Jepang menyebut mereka tidak berminat menikah. Angka tersebut merupakan yang tertinggi sejak kuesioner pertama kali dilakukan pada 1982. Pada 2021, jumlah bayi yang lahir di Jepang mengalami penurunan 29.231 atau 3,5 persen. Sedangkan untuk jumlah pernikahan turun 24.391 dari 501.116, angka terendah sejak akhir perang dunia kedua. Yuichi Yamazaki/AFP/Getty Images
Di Singapura angka kelahiran bayi pada 2021 adalah 1,12. Angka ini lebih rendah dibandingkan angka rata-rata global yakni 2,3. AP/Wong Maye-E
Penyebab terjadinya 'resesi seks' di Singapura karena pemerintah mengizinkan para wanita untuk melakukan pembekuan telur. Padahal, awalnya izin ini hanya diberikan kepada wanita dengan kondisi medis tertentu seperti sedang melakukan kemoterapi. Joseph Nair/NurPhoto/Getty Images