Jakarta - Ilmuwan menduga COVID-19 tak muncul secara alamiah, melainkan berasal dari terjadinya kebocoran di laboratorium Wuhan. Ini potret laboratoriumnya.
Foto Health
Penampakan Lab Wuhan, Heboh Dikaitkan Tudingan COVID-19 Buatan Manusia

Seorang ilmuwan menuding COVID-19 merupakan virus buatan manusia hingga kemudian menyebar akibat kebocoran yang terjadi di laboratorium di Wuhan. Adapun pernyataan ini disampaikan oleh ali epidemiologi sekaligus mantan wakil presiden EcoHealth Alliance, dr Andrew Huff, dalam buku 'The Truth About Wuhan'. (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL).
Ia meyakini bahwa virus Corona ini merupakan hasil dari pendanaan pemerintah AS untuk rekayasa genetik berbahaya virus Corona di China. Namun lantaran eksperimen di China tak dibarengi biosekuriti yang baik, akibatnya terjadi kebocoran di laboratorium di Institut Virologi Wuhan. (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL).
“Aliansi EcoHealth dan laboratorium asing tidak memiliki langkah-langkah kontrol yang memadai untuk memastikan biosafety, biosecurity, dan manajemen risiko yang tepat, yang pada akhirnya mengakibatkan kebocoran laboratorium di Institut Virologi Wuhan,” katanya dalam bukunya, dikutip dari News, Senin (5/12/2022). (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR). RETAMAL
Di samping itu, dr Huff juga menyebut EcoHealth Alliance mengajarkan lab Wuhan metode terbaik yang ada untuk merekayasa virus Corona kelelawar dalam menyerang spesies lain. Dirinya mengklaim China tahu betul sejak awal, jika virus yang kemudian menyebar adalah rekayasa genetik. "Pemerintah AS harus disalahkan atas transfer bioteknologi berbahaya ke China," tambah Dr Huff. (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL).
Karenanya, Dr Huff mengklaim China berbohong saat menyebut virus Corona SARS-CoV-2 muncul secara alamiah. "Tidak ada yang perlu terkejut bahwa China berbohong tentang wabah SARS-CoV-2 dan kemudian berusaha keras untuk membuatnya tampak seolah-olah penyakit itu muncul secara alami," sambungnya. (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL).
Sebagaimana diketahui, EcoHealth Alliance telah mempelajari berbagai virus Corona pada kelelawar selama lebih dari sepuluh tahun, serta didanai oleh National Institutes of Health dan menjalin kerjasama dengan laboratorium Wuhan. dr Huff bekerja di EcoHealth Alliance pada 2014 hingga 2016 dan menjabat sebagai wakil presiden dari 2015, bekerja sebagai ilmuwan pemerintah AS. (Foto: AFP via Getty Images/HECTOR RETAMAL).