Jakarta - Lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di China beberapa waktu terakhir membuat was-was banyak negara tapi tidak dengan Indonesia.
Lonjakan Kasus COVID-19 China Tak Bikin RI Buru-buru Perketat Pintu Masuk

Lonjakan kasus COVID-19 yang terjadi di China usai kebijakan zero COVID dicabut membuat was-was banyak negara. Sejumlah negara khawatir dengan jumlah kasus COVID-19 di negara tersebut yang tidak transparan. (Foto: Noel Celis/AFP/Getty Images)
Namun, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan Indonesia tidak akan memperketat aturan khusus pelancong dari China. Misalnya wajib menunjukkan hasil tes negatif COVID-19 hingga melarang warga China masuk ke RI. (Foto: AP/Ng Han Guan)
Meski kasus kematian disebut meningkat, tetapi tidak banyak dilaporkan pemerintah. Ada tiga alasan gelombang COVID-19 baru di China membuat cemas banyak negara. (Foto: Hector Retamal/AFP/Getty Images)
Pertama, data yang tidak bisa diandalkan. Beijing mengakui kasus COVID-19 di sana sudah tidak bisa dilacak, seiring dengan dihentikannya tes COVID-19 pada warga. (Foto: REUTERS/Tingshu Wang/File Photo/File Photo)
Dikutip dari France 24, bahkan Komisi Kesehatan Nasional sudah tidak mau lagi melaporkan data kasus harian COVID-19. Itu dilimpahkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) China, yang hanya akan melaporkan sebanyak sebulan sekali. (Foto: AP/Dake Kang)
Kedua, perkiraan jumlah kasus yang tak serempak karena skala wabah yang masih simpang siur. Bahkan pendapat pakar terkait periode puncak gelombang juga berbeda-beda, sehingga membuat bingung. (Foto: VIA REUTERS/CHINA DAILY)
Ketiga, gelombang baru COVID-19 di China menimbulkan kekhawatiran kemungkinan adanya kemunculan varian Corona baru. Meski begitu, hal ini belum ada buktinya. Namun, pihak CDC terus berusaha untuk melacak keberadaan mutasi. (Foto: AP/Ng Han Guan)