Jakarta - Ilmuwan di laboratorium Micromatrix di AS mengembangkan studi untuk mengubah organ babi secara bertahap terlihat dan berfungsi pada manusia. Begini wujudnya.
Foto Health
8 Foto Persiapan Ilmuwan Transplantasi Organ Hati-Ginjal Babi ke Manusia

Ilmuwan di laboratorium Micromatrix di Eden Prairie, Minnesota, Amerika Serikat mengembangkan studi untuk mengubah organ babi secara bertahap untuk terlihat dan berfungsi pada manusia. Organ yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah liver atau hati babi dan ginjal. (Foto: AP/Andy Clayton-King)
Di laboratorium tersebut, para ilmuwan akan membersihkan sel-sel liver babi. Warnanya yang awalnya pekat akan berangsur memudar. (Foto: AP/Andy Clayton-King)
Selanjutnya sel-sel hati manusia, yang diambil dari organ donor tetapi tidak dapat ditransplantasikan, dikeluarkan kembali. Sel-sel hidup itu pindah ke celah dan celah perancah untuk memulai mengembalikan fungsi organ. (Foto: AP/Andy Clayton-King)
"Kami pada dasarnya menumbuhkan kembali organ tersebut. Tubuh kita tidak akan melihatnya sebagai organ babi lagi," kata CEO Miromatrix Jeff Ross, dikutip dari AP News, Kamis (5/1/2023). (Foto: AP/Andy Clayton-King)
Sebagai percobaan awal, para peneliti akan melakukan percobaan awal yang akan dilakukan di luar tubuh pasien. Mereka akan menempatkan hati atau liver babi yang diubah itu di samping tempat tidur rumah sakit untuk menyaring sementara darah seseorang yang mengalami kegagalan hati. (Foto: AP/Andy Clayton-King)
Jika liver itu bekerja dengan baik, akan menjadi langkah yang penting untuk akhirnya mencoba transplantasi organ yang direkayasa secara biologis, salah satunya ginjal. (Foto: AP/Andy Clayton-King)
Hati babi yang telah dibersihkan warnanya akan memudar menjadi semi transparan. Hingga tersisa adalah perancah karet, struktur sarang lebah di hati, pembuluh darah yang kosong. (Foto: AP/Andy Clayton-King)
Organ ginjal babi juga telah dibersihkan hingga terlihat seperti ginjal manusia. Hal ini dilakukan mengingat banyaknya permintaan transplantasi organ tubuh, tetapi tidak dapat dipenuhi. “Jumlah organ yang kami miliki tidak akan pernah mampu memenuhi permintaan,” kata Dr. Amit Tevar, ahli bedah transplantasi di University of Pittsburgh Medical Center. "Ini adalah frustrasi kami." (Foto: AP/Andy Clayton-King)