China - China dilanda krisis populasi imbas menurunnya minat warga menikah dan memiliki anak. Untuk mengatasinya, wanita lajang diizinkan program bayi tabung.
Foto Health
Krisis Populasi, China Pertimbangkan Program Bayi Tabung Bagi Wanita Lajang
Dokter Xu Xiaoming, direktur laboratorium embriologi dari pusat reproduksi berbantuan, menunjukkan ruang untuk operasi pengambilan sel telur, di Rumah Sakit Perfect Family Beijing, yang berspesialisasi dalam perawatan kesuburan, di Beijing, China, pada 6 April 2023. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah krisis populasi yakni, China mengizinkan program bayi tabung dijalani oleh wanita lajang.
Perubahan tersebut berarti perempuan yang belum menikah dapat mengambil cuti hamil berbayar dan menerima subsidi anak yang sebelumnya hanya tersedia untuk pasangan yang sudah menikah.
Prihatin dengan penurunan populasi China dalam enam dekade dan penuaan yang cepat, penasihat politik pemerintah mengusulkan pada bulan Maret bahwa wanita lajang dan belum menikah harus memiliki akses ke pembekuan sel telur dan perawatan IVF, di antara layanan lainnya.
Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) tidak menanggapi permintaan komentar tentang liberalisasi akses IVF, meskipun sebelumnya telah mengakui bahwa banyak wanita muda menunda rencana untuk menikah dan memiliki anak, mengingat tingginya biaya pendidikan dan membesarkan anak telah berkontribusi terhadap penurunan angka pernikahan.
China memiliki 539 fasilitas bayi tabung yang dikelola oleh perusahaan umum dan swasta. NHC mengatakan akan mendirikan satu fasilitas untuk setiap 2,3 juta orang pada 2025.
Negara ini menerapkan kebijakan satu anak yang kaku dari 1980 hingga 2015. Kebijakan tersebut menjadi akar dari banyak tantangan demografis di China dan memungkinkan India menjadi negara terpadat di dunia. Pembatasan kelahiran akhirnya dinaikkan menjadi tiga anak.











































