Jakarta - Ngerinya situasi narkoba 'zombie' Kush di Sierra Leone, Afrika. Banyak pemuda yang menggunakannya menjadi teler hingga tidur berjalan. Begini penampakannya.
Foto Health
Potret Horor Narkoba 'Zombie' Kush di Afrika, Banyak Pemuda Sekarat-Tidur Berjalan
Narkoba zombie tak hanya menjamur di Amerika dan Inggris. Salah satu negara Afrika, Sierra Leone tengah dihadang dengan ‘wabah’ narkoba Kush. Narkoba tersebut dibuat secara sintetik dan muncul pertama kali sekitar enam tahun lalu. Peredarannya pun menyasar para pemuda. (Foto: AFP/JOHN WESSELS)
Staf medis di Ibu Kota Freetown mengatakan bahwa 90 persen pria yang masuk ke bangsal psikiatri pusat adalah karena penggunaan Kush. Polisi Sierra Leone saat ini tengah berjuang untuk memenangkan ‘perang’ melawan 'wabah' narkoba tersebut. “Obat terbaru bernama kush ini merajalela di masyarakat Sierra Leone,” kata Nyamacoro Sarata Silla, seorang pensiunan perawat, kepada DW. (Foto: AFP/JOHN WESSELS)
Pengguna narkoba Kush terlihat di mana-mana di Ibu Kota Sierra Leone, Freetown, mulai dari daerah kumuh hingga daerah kaya. Penggunanya biasanya ditemukan dalam keadaan duduk lemas dengan kepala terkulai. Bahkan ada yang tidur sambil berdiri karena mabuk. Narkoba ini membuat penggunanya bertingkah seperti ‘zombie’ karena bisa berubah menjadi sosok yang aneh. Misalnya, mereka bisa berjalan di tengah jalan dan tiba-tiba tertidur sambil berdiri. (Foto: AFP/JOHN WESSELS)
Narkoba Kush diproduksi dan didistribusikan oleh geng kriminal alias preman setempat. Hal itu disampaikan Kepala Badan Penegakan Hukum Narkoba Nasional, Abdul Sheku Kargbo. "Narkoba ini merupakan penggabungan dari berbagai bahan kimia dan tanaman yang meniru THC alami (cannabinoid) yang ditemukan di ganja," kata Abdul Sheku Kargbo, kepala Badan Penegakan Hukum Narkoba Nasional, dikutip dari Africa News. (Foto: AFP/JOHN WESSELS)
Menurut Abdul Sheku, konsentrasi bahan aktif dapat ditingkatkan secara eksponensial sehingga meningkatkan gejala yang ditimbulkan. Hal ini menyebabkan situasi semakin parah bagi kalangan masyarakat terdampak. "Anak-anak muda sedang sekarat," kata Pendiri Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Mental Watch Advocacy Network, Ibrahim Hassan Koroma. (
Foto: Getty Images/urbazon)











































