Picture Story

Cahaya di Tengah Kabut: Perjuangan Bidan Ilen di Pedalaman Mentawai

Agung Pambudhy - detikHealth
Selasa, 15 Jul 2025 15:30 WIB
1 dari 12
Matahari belum keluar dari balik kabut saat Ajai Makmud datang dengan tangan berdarah ke rumah bidan. Jari kelingking kanannya terpotong oleh mesin pengolah sagu di rumahnya. Dengan tergopoh-gopoh, Ajai diantar tetangga menggunakan motor ke dusun sebelah yang jaraknya sekitar 700 meter untuk mendapatkan penanganan medis. Beruntung, Candra Kirana atau yang akrab disapa bidan Ilen sedang berada di rumahnya, di fasilitas pondok bersalin desa (polindes) yang sudah 10 tahun ditempatinya sebagai tempat praktek sekaligus rumah tinggal. Dengan sigap, Ilen membuka ruangan berobat dan menangani luka pasiennya di sana agar tidak infeksi dan pendarahan. Listrik belum menyala saat itu, langit masih gelap meskipun sudah menunjukan pukul 08.00 WIB. Hanya lampu darurat menerangi bidan Ilen bekerja. Foto: ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra
Jakarta - Dengan keterbatasan listrik, akses, dan fasilitas, bidan Ilen tetap sigap melayani warga Desa Matotonan yang jauh di pedalaman Mentawai.


(/)

Foto

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

detikNetwork