.webp)
Jakarta - Seorang anak di India berusia 2 tahun terlahir dengan kondisi langka, punya banyak jari dan tulang lengan. Begini penampakannya.
Foto Health
Foto Anak 2 Tahun Terlahir dengan Kondisi Langka, Punya Banyak Jari dan Tulang Lengan
Rabu, 01 Okt 2025 09:40 WIB
Seorang anak laki-laki berusia dua tahun di India, terlahir dengan kondisi langka anomali kongenital (congenital anomalies) yang membuat dirinya mengalami tiga lengan bawah dan duplikasi jari. Kasusnya ini diterbitkan dalam jurnal PlumX Metrics pada 2024, dengan judul ‘Congenital three-bone forearm – A rare disorder’. (Foto: jurnal PlumX Metrics)
Berdasarkan hasil pemeriksaan, terlihat adanya pengecilan otot yang nyata di sekitar bahu dan skapula, disertai tidak adanya gerakan aktif pada abduksi, fleksi, maupun rotasi bahu. Siku dalam posisi fleksi 30 derajat tanpa kemampuan melakukan supinasi maupun pronasi. Lengan bawah dan pergelangan tangan tampak melebar. (Foto: jurnal PlumX Metrics)
Selain itu, rontgen tangan menunjukkan duplikasi tipe III pada jari tengah, duplikasi tipe V pada jari manis, jari kelingking yang mengalami deviasi ulnar, serta pergelangan tangan dengan tiga tulang. Sementara itu, anggota gerak atas kiri, wajah, tulang belakang, panggul, dan ekstremitas bawah tampak normal. Pasien tidak mengalami obesitas, dan hasil parameter darah berada dalam batas normal. (Foto: jurnal PlumX Metrics)
Pemeriksaan chromosomal breakage untuk anemia Fanconi menunjukkan hasil negatif, dan tidak ditemukan trombositopenia maupun ginjal tapal kuda pada pemeriksaan ultrasonografi. Pasien merupakan anak pertama dari pernikahan non-konsanguinitas, tanpa riwayat keluarga dengan kelainan bawaan serupa. (Foto: jurnal PlumX Metrics)
Kehamilan ibu berlangsung normal, tanpa riwayat konsumsi obat-obatan, alkohol, rokok, demam, infeksi virus, penyakit menular seksual, maupun penyakit penyerta medis lainnya. Tidak ada sindrom yang dapat dikaitkan dengan kasus ini. “Kasus kami unik karena melibatkan beberapa anomali kompleks di ekstremitas atas dan tidak memiliki hubungan sindrom dengan usia,” demikian kata peneliti. (Foto: jurnal PlumX Metrics)
