Gaza - Dua tahun perang meninggalkan luka mendalam di Gaza. Di tengah reruntuhan dan kekurangan, para penyintas kini berjuang melawan trauma psikologis.
Foto Health
Warga Palestina Berjuang Lawan Trauma Dua Tahun Perang
Petugas kesehatan mental Palestina melakukan sesi terapi kelompok untuk anak-anak di pusat Bulan Sabit Merah Palestina, Khan Younis, Gaza. Aktivitas ini menjadi ruang aman bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi setelah dua tahun hidup dalam bayang-bayang perang. Foto: REUTERS/Ramadan Abed
Anak-anak Gaza mengikuti permainan terapi. Kegiatan bermain sederhana menjadi cara efektif membantu mereka mengatasi trauma dan rasa takut yang masih membekas. Foto: REUTERS/Ramadan Abed
Anak-anak mewarnai gambar selama kegiatan dukungan psikologis yang diselenggarakan oleh Bulan Sabit Merah Palestina. Spesialis kesehatan mental mengatakan bahwa, di antara anak-anak, terdapat laporan luas tentang teror malam, mengompol, dan gejala-gejala lain termasuk ketidakmampuan untuk berkonsentrasi. Foto: REUTERS/Ramadan Abed
Anak-anak mewarnai gambar selama kegiatan dukungan psikologis. Foto: REUTERS/Ramadan Abed
Anak-anak Palestina menonton film kartun dalam kegiatan yang diselenggarakan oleh Bulan Sabit Merah Palestina, yang bertujuan untuk meredakan tekanan psikologis akibat perang. Foto: REUTERS/Ramadan Abed
Fasilitas kesehatan mental yang rusak parah memaksa para dokter bekerja di ruang terbuka dengan sumber daya terbatas. Cerita rakyat dan dongeng menjadi media pemulihan emosional bagi anak-anak yang kehilangan rasa aman di masa kecil mereka. Foto: REUTERS/Ramadan Abed
Konflik dua tahun di Gaza telah menewaskan lebih dari 68.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza dan membuat daerah kantong itu hancur. Israel melancarkan perang setelah pejuang yang dipimpin Hamas menyerang Israel selatan pada Oktober 2023, menewaskan 1.200 orang dan membawa 251 sandera kembali ke Gaza, menurut penghitungan Israel. Foto: REUTERS/Dawoud Abu Alkas











































