Menurut dokter spesialis penyakit dalam RSUP Persahabatan, dr Rochsismandoko, SpPD, KEMD, ada beberapa kriteria orang lebih berisiko untuk mengidap diabetes tipe 2. Kriteria tersebut salah satunya adalah bertubuh gemuk. Biasanya kondisi ini dinyatakan dengan berat badan yang melebihi 120 persen dari berat badan ideal.
Selain itu, kegemukan juga bisa ditandai dengan indeks massa tubuh (IMT) yang lebih dari 25 kg/m2.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Ini Alasannya Ibu Perlu Cek Gula Darah Saat Hamil
Bagi wanita, faktor risikonya bertambah yakni jika ia pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg. Atau jika ia pernah dinyatakan mengalami diabetes saat kehamilan atau diabetes gestasional.
Risiko diabetes juga menghantui mereka yang memiliki kadar gula darah tinggi, yakni gula darah puasa lebih dari 126 mg/dL atau kadar gula darah dua jam setelah makan lebih dari 200 mg/dL.
Gejala diabetes sendiri sebenarnya tidak spesifik, bahkan terkesan sangat ringan. Gejala khas diabetes di antaranya poliuria (sering buang air kecil), polidipsia (sering haus), dan polifagia (sering lapar). Selain gejala khas, ada juga gejala tidak khas dari diabetes seperti kesemutan, gatal di daerah kelamin, keputihan, infeksi sulit sembuh, cepat lelah serta mudah mengantuk.
"Oleh sebab itu, kuncinya adalah gaya hidup sehat dan rajin bergerak. Sekarang semuanya serba mudah sih, mau berhentikan angkot di mana saja bisa tidak perlu di halte, lalu lapar tengah malam tinggal telepon delivery, orang jadi jarang bergerak," tutur dr Rochsis dalam temu media di RSUP Persahabatan, Jakarta, pada Kamis (7/4/2016). (ajg/vit)











































