Hasil studi ini menemukan bahwa peningkatan tersebut tidak berhubungan dengan suasana hati seseorang, tetapi justru mampu memberikan pengaruh kimia yang meningkatkan memori mereka.
Peneliti yang menyajikan temuan mereka pada konferensi tahunan British Psychological Society di Harrogate, menyatakan bahwa aroma minyak rosemary mampu meningkatkan kualitas hidup orang-orang berusia senja yang kehilangan memori.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami ingin membangun penelitian kami sebelumnya yang menunjukkan bahwa aroma rosemary mampu meningkatkan memori jangka panjang dan aritmatika mental," ujar Dr Mark Moss, pemimpin penelitian tersebut. "Kami fokus pada penelitian memori yang akan datang, yang melibatkan kemampuan untuk mengingat hal yang akan terjadi di masa depan dan ingat untuk menyelesaikan tugas pada waktu tertentu. Hal ini sangat penting untuk fungsi sehari-hari," lanjutnya.
Sebanyak 66 orang partisipan dibagi menjadi 2 kelompok dan diminta untuk menunggu di ruangan yang berbeda dan salah satunya telah diberikan aroma esensial minyak rosemary. Kemudian para partisipan ini melengkapi rangkaian uji memori, termasuk menyembunyikan benda dan menemukannya lagi dan memberikan sebuah benda kepada peneliti pada waktu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Partisipan yang berada dalam ruangan dengan aroma rosemary memberikan hasil yang lebih baik pada kedua tes. Pada tes laboratorium juga ditemukan hasil adanya 1,8-cineole dalam darah mereka, yaitu senyawa yang ditemukan dalam minyak rosemary.
Dikutip dari Telegraph.co.uk, (Selasa 9/4/2013) senyawa ini telah ditemukan pada penelitian sebelumnya. Senyawa ini terbukti mempengaruhi sistem kimia dalam tubuh dan memberi dampak positif pada memori seseorang.
"Penemuan ini mampu mengobati orang-orang dengan gangguan memori," ujar Jemma McCready, seorang peneliti yang tertarik untuk mempelajari tentang rosemary.
"Mengingat kapan, kemana akan pergi, serta apa tujuannya mendasari segala sesuatu yang kita lakukan dan kita semua kadang mengalami kegagalan kecil dalam melakukannya, sehingga kadang membuat frustasi dan berbahaya. Penelitian selanjutnya sangat dibutuhkan untuk menyelidiki apakah pengobatan ini dapat dilakukan pada orang dengan usia senja yang mengalami penurunan daya ingat," lanjutnya.
(up/up)











































