Menurut beberapa dokter kulit, frekuensi mandi bergantung dari aktivitas dan kebutuhan dari masing-masing orang. Mandi dapat membantu membuang kelebihan minyak dan membersihkan kulit dari penyumbat pori-pori.
"Kelebihan minyak pada kulit tentu menyumbat pori-pori, yang kemudian dapat menyebabkan munculnya jerawat tubuh," ungkap pakar kesehatan kulit, Monika G. Kiripolsky, MD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Keramas Tiap Hari, Adakah Efek Negatifnya untuk Kesehatan Kulit Kepala?
"Daerah ini merupakan produsen terbesar sebrum, yang berpengaruh pada bau badan dan bakteri, jamur, dan pertumbuhan ragi," imbuh Kiripolsky.
Sementara itu, menurut dr Irma Bernadette Tiorita Simbolon, SpKK, dari Fakultas Kedokteran UI, sewajarnya frekuensi mandi yang dianjurkan per hari adalah dua kali. Namun ia menyebutkan ada hal lain yang sebenarnya lebih perlu diperhatikan dibandingkan frekuensi mandi.
"Yang dihitung itu bukan seberapa sering mandi, tetapi jarak waktu orang mandi tersebut dengan waktu selanjutnya," tuturnya, seperti ditulis pada Jumat (6/2/2015).
Nah, jika jarang atau frekuensi untuk mandi sedikit, lantas haruskah seseorang mandi lebih sering setiap hari? "Tidak, kan yang jadi indikator tadi jarak waktunya. Kalau tiap jam mandi tidak bagus juga. Lain halnya kalau mandi sehari empat kali tapi jaraknya tidak berdekatan, ini tidak akan merusak kulit," papar dr Irma.
Baca juga: Tidak Ganti Baju Saat Berkeringat Bikin Masuk Angin? Ini Kata Dokter
(ajg/up)











































