4 Fakta dan Mitos Soal Gula Kini Terungkap

4 Fakta dan Mitos Soal Gula Kini Terungkap

Muhamad Reza Sulaiman - detikHealth
Kamis, 18 Jun 2015 14:35 WIB
4 Fakta dan Mitos Soal Gula Kini Terungkap
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Gula merupakan salah satu sumber masalah kesehatan. Obesitas dan diabetes merupakan beberapa masalah kesehatan yang disebabkan oleh konsumsi gula yang terlalu banyak.

Padahal menurut ahli, gula bukanlah zat jahat. Cynthia Sass, MPH, RD, seorang pakar gizi dari Amerika Serikat mengatakan bahwa meski sering disalahkan atas beberapa masalah kesehatan, gula bukanlah zat jahat yang harus dijauhi secara total.

"Dalam jumlah besar, gula memang ancaman bagi kesehatan Anda. Namun Anda harus paham bahwa hal ini terjadi karena pola hidup Anda sendiri. Sehingga bisa dikatakan bahwa bukan gulanya yang jahat, namun konsumsinya yang tidak teratur yang menyebabkan gula berbahaya," tutur Cynthia, dikutip dari ABC News, Kamis (18/6/2015).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga: Mau Langsing Tak Harus 'Musuhi' Karbohidrat, Begini Triknya

Nah, Cynthia pun mencoba untuk mengurai fakta dan mitos paling populer di masyarakat soal gula. Berikut ini penjabarannya.

1. Madu bukan jenis gula yang baik

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Gula alami yang terdapat di buah, sayuran, susu hingga keju merupakan jenis gula paling baik. Selain mengandung gula yang tidak terlalu besar, makanan-makanan tersebut juga memiliki kandungan seratm protein dan kalsium yang tinggi.

Namun hal berbeda terdapat pada madu yang Anda masukkan ke teh atau kopi. Madu dan sirup maple meskipun termasuk gula alami, ternyata tidak memiliki manfaat sebesar yang kita duga.

Madu mengandung gula yang sudah terkonsentrasi, dalam artian jumlahnya sangat besar namun tidak memiliki kandungan gizi yang baik. Memang benar madu mengandung aktioksidan dan mineral, namun jika dikonsumsi rutin memiliki risiko besar untuk menyebabkan obesitas dan diabetes.

2. Label kandungan gula di makanan bisa berbohong

Foto: detikcom
Peraturan untuk memasang label kandungan nutrisi yang ada di makanan memang sudah diterapkan. Namun Anda harus hari-hari, sebabnya bukan tak mungkin label tersebut tak menuliskan jumlah kandungan yang sebenarnya.

Terlebih, kandungan gula atau pemanis lainnya jarang disebutkan. Krim, gula pasir, sirup jagung hingga sari buah merupakan jenis gula yang berbeda, namun jarang ditampilkan dan dilabeli sebagai pemanis saja.

3. Asupan gula maksimal 6 sendok teh per hari

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
American Heart Association mengatakan bahwa maksimal asupan gula tambahan (dalam bentuk pemanis) dalam sehari adalah 100 kalori. Jika menggunakan takaran sendok teh, kira-kira 6 sendok teh sudah cukup untuk satu hari.

Namun nyatanya rata-rata orang mengonsum 18 sendok teh gula tambahan setiap harinya. Sebagian besar gula ini datang dari makanan dan minuman ringan. Jika memang Anda harus menggunakan gula di pagi hari untuk teh atau kopi, silakan dihitung. Anda hanya perlu mengingat bahwa 1 sendok teh gula sama dengan 4 gram gula tambahan.

4. Makan buah dengan kulitnya lebih baik

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Dengan alasan lebih praktis, banyak orang yang lebih memilih jus buah daripada makan buah utuh. Padahal manfaat yang diterima jauh berbeda, bahkan bisa membuat Anda lebih gemuk karena kandungan gulanya yang cukup besar/

Satu gelas jus mengandung 53 gram gula dan 270 kalori. Yang membuatnya berbeda dengan buah adalah jus tidak mengandung serat karena kulit buah terkadang sudah dikupas. Akibatnya, kalori yang masuk sulit tercerna dengan baik dan berubah menjadi lemak.
Halaman 2 dari 5
Gula alami yang terdapat di buah, sayuran, susu hingga keju merupakan jenis gula paling baik. Selain mengandung gula yang tidak terlalu besar, makanan-makanan tersebut juga memiliki kandungan seratm protein dan kalsium yang tinggi.

Namun hal berbeda terdapat pada madu yang Anda masukkan ke teh atau kopi. Madu dan sirup maple meskipun termasuk gula alami, ternyata tidak memiliki manfaat sebesar yang kita duga.

Madu mengandung gula yang sudah terkonsentrasi, dalam artian jumlahnya sangat besar namun tidak memiliki kandungan gizi yang baik. Memang benar madu mengandung aktioksidan dan mineral, namun jika dikonsumsi rutin memiliki risiko besar untuk menyebabkan obesitas dan diabetes.

Peraturan untuk memasang label kandungan nutrisi yang ada di makanan memang sudah diterapkan. Namun Anda harus hari-hari, sebabnya bukan tak mungkin label tersebut tak menuliskan jumlah kandungan yang sebenarnya.

Terlebih, kandungan gula atau pemanis lainnya jarang disebutkan. Krim, gula pasir, sirup jagung hingga sari buah merupakan jenis gula yang berbeda, namun jarang ditampilkan dan dilabeli sebagai pemanis saja.

American Heart Association mengatakan bahwa maksimal asupan gula tambahan (dalam bentuk pemanis) dalam sehari adalah 100 kalori. Jika menggunakan takaran sendok teh, kira-kira 6 sendok teh sudah cukup untuk satu hari.

Namun nyatanya rata-rata orang mengonsum 18 sendok teh gula tambahan setiap harinya. Sebagian besar gula ini datang dari makanan dan minuman ringan. Jika memang Anda harus menggunakan gula di pagi hari untuk teh atau kopi, silakan dihitung. Anda hanya perlu mengingat bahwa 1 sendok teh gula sama dengan 4 gram gula tambahan.

Dengan alasan lebih praktis, banyak orang yang lebih memilih jus buah daripada makan buah utuh. Padahal manfaat yang diterima jauh berbeda, bahkan bisa membuat Anda lebih gemuk karena kandungan gulanya yang cukup besar/

Satu gelas jus mengandung 53 gram gula dan 270 kalori. Yang membuatnya berbeda dengan buah adalah jus tidak mengandung serat karena kulit buah terkadang sudah dikupas. Akibatnya, kalori yang masuk sulit tercerna dengan baik dan berubah menjadi lemak.

(mrs/up)

Berita Terkait