"Padahal banyak faktor yang menyebabkan seorang anak mengalami gizi buruk. Seperti penyakit yang diderita oleh anak atau kelainan dari kecil," kata dr Melisa Anggraeni, SpA dari RS Siloam Lippo Cikarang kepada detikHealth baru-baru ini.
Nah, dirangkum detikHealth dari berbagai sumber, Kamis (10/12/2015), berikut ciri-ciri kondisi anak yang mengalami gizi buruk berdasarkan jenis gizi buruk yang dialaminya.
Baca juga: Gizi Buruk Faktor Risiko Terjadinya Rickets
1. Kwashiorkor
![]() |
Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk. Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Apabila bengkak itu ditekan akan meninggalkan bekas seperti lubang.
Tidak hanya itu, masih banyak ciri khususnya seperti anak memiliki wajah yang bulat dan sembab (moon face), timbulnya ruam berwarna merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat kehitaman dan terkelupas, tidak memiliki nafsu makan, rambut menipis dan berwarna merah seperti rambut jagung serta mudah dicabut tanpa menimbulkan rasa sakit.
Untuk mendeteksi anak yang mengalami busung lapar, bisa dilakukan dengan menimbang berat badan anak secara teratur. Jika perbandingan berat badan dan umurnya di bawah 60 persen maka anak tersebut bisa dikatakan terindikasi busung lapar.
2. Marasmus
![]() |
Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami oleh balita. Penyebabnya pun beragam, seperti kurang makan, mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta faktor lingkungan.
Kondisi ini biasanya dialami oleh anak usia 0-2 tahun. Ciri-ciri umum anak yang mengalami marasmus yaitu memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan sesuai dengan usianya, suhu tubuh yang rendah, dan kulit tubuh yang longgar hingga hanya terlihat seperti tulang yang terbungkus kulit saja. Selain itu, wajah anak akan terlihat lebih tua dan mengalami diare kronik atau susah buang air kecil.
3. Marasmik-kwashiorkor
![]() |
Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan Kwashiorkor. Kondisi ini cukup serius dikarenakan kondisi marasmus maupun kwashiorkor menyerang tubuh anak. Bisa digambarkan anak yang mengalami kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok.
Dampak kondisi ini bagi anak adalah penurunan tingkat kecerdasan, rabun senja, dan anak lebih rentan terkena penyakit infeksi. Pencegahan dapat dilakukan dengan memberikan makanan yang bergizi berupa sayur mayur, buah-buahan, makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi, kentang, dan jagung serta makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan , dan daging.
Pemberian air susu ibu (ASI) bagi anak sampai usia 2 tahun juga bisa membantu mencegah terjadinya Marasmik-kwashiorkor. (rdn/vit)