"Hiperaktif tidak berhubungan dengan hanya satu faktor saja. Dan saya bahkan belum pernah dengar kelebihan asam folat bisa memicu anak hiperaktif," kata Dr Saptawati Bardosono, SpGK, ahli gizi dari Universitas Indonesia (UI) dalam Seminar Premarital Nutrition di Fakultas Kesehatan Masyarakat UI, Depok, Rabu (31/10/2012).
Menurut Dr Tati, demikian ia biasa dipanggil, risiko kelebihan asam folat hanya mubazir saja dan tidak ada risiko yang lebih serius. Nutrisi tersebut adalah bagian dari Vitamin B yang sifatnya larut air, sehingga kalau berlebih maka tubuh dengan mudah akan mengeluarkannya melalui air kencing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kekurangan asam folat bisa mengganggu pembentukan (organ) pada masa embrio. Selubung saraf jadi tidak menutup, jadi risikonya bayi lahir dengan punggung terbuka. Bisa juga otak tidak terbentuk, jadinya kecil (otaknya), atau otaknya yang keluar," tambah Dr Tati.
Sumber-sumber asam folat sendiri mudah ditemukan dalam menu makan sehari-hari. Sayuran berwarna hijau tua misalnya, juga pada kacang-kacangan, biji-bijian, buah-buahan serta daging-dagingan. Sekiranya dibutuhkan, suplemen asam folat juga mudah didapatkan di pasaran.
Hiperaktif sendiri merupakan gangguan perkembangan mental anak yang biasanya disertai dengan gangguan pemusatan perhatian sehingga sering disingkat GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas). Gangguan tersebut bisa diatasi dengan terapi perilaku, atau kadang bisa hilang dengan sendirinya saat tumbuh dewasa.
(up/vit)











































