Bunda, Anak Anda Picky Eater? Coba Atasi dengan Cara Ini

Bunda, Anak Anda Picky Eater? Coba Atasi dengan Cara Ini

- detikHealth
Kamis, 10 Okt 2013 12:14 WIB
Bunda, Anak Anda Picky Eater? Coba Atasi dengan Cara Ini
Foto: Ilustrasi/Thinkstock
Jakarta - Pasti menjadi hal yang menjengkelkan bagi orang tua jika buah hatinya menjadi seorang picky eater, hanya suka pada jenis makanan tertentu. Apalagi jika si anak anti dengan sayur dan buah, tak jarang banyak orang tua yang dibikin pusing dengan masalah itu. Sebenarnya, ada cara yang bisa dilakukan agar anak tidak menjadi picky eater, seperti apa?

"Anak-anak itu kan belajar makan, maka dari itu pengenalan jenis makan pertama kali itu sangat penting, kalau makanan itu dirasa enggak enak dia akan menolak dan di pikirannya akan terpatri kalau makanan jenis itu nggak enak," kata ahli gizi dr Pauline Endang Praptini, MS, SpGK kepada detikHealth.

Maka dari itu, penting bagi orang tua untuk mengenalkan berbagi jenis makanan kepada anak sejak dini supaya mereka bisa merasakan bermacam-macam rasa makanan dan terpatri di pikirannya bahwa banyak makanan yang enak, tidak hanya satu jenis. Lalu bagaimana jika anak sudah terlanjur menjadi picky eater?

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau sudah terlanjur kita harus coba dari awal lagi. Tidak dipaksa tapi orang tua juga harus memberi contoh. Kasih pengertian terus jangan sampai bosan, kamu kalau makan seperti ini terus nanti akan menggangu proses belajarmu, makanya kamu harus makan ini, orang tua tidak boleh bosan melakukannya," jelas dr Pauline.

Penjelasan itu diberikan dr Pauline usai menjadi pembicara dalam Media Workhsop Sehatnya Duniaku di Seremanis Resto, Jl KH Agus Salim, Jakarta Pusat, seperti ditulis pada Kamis (10/10/2013).

Terutama buah dan sayur, tak hanya dibicarakan kepada anak, tapi orang tua juga harus memberi contoh pada anak-anaknya. Mereka harus doyan makan sayur dan buah. Selain itu, yang tak kalah penting adalah si ibu harus bisa masak. Dalam artian ia pintar mengolah sayur tersebut supaya rasanya enak dan tidak membosankan bagi anak-anak.

"Nggak cukup menu makan anak hanya diserahkan ke pengasuh. Kita harus benar benar melakukannya sendiri, berat sekali memang karena tanggung jawab orang tua sangat besar. Tidak hanya untuk masa sekarang tapi juga ke depannya," papar dokter yang berpraktik di RS Fatmawati ini.

dr Pauline menambahkan anak-anak juga harus diberi pengertian dan pengetahuan mengenai makanan yang sehat, termasuk jajanan. Caranya, dengan sering mengajaknya belanja dan menunjukkan bahwa makanan tersebut sehat atau tidak dan apa sebabnya.

"Ya sambil bercandalah. Kalau nggak ya sulit. Untuk jumlah yang dikonsumsi, baik sayur, buah, atau jenis makanan lain, sejauh makanan itu dalam jumlah yang wajar itu aman-aman saja" ucap dr Pauline.

Untuk menyiasati agar anak suka berbagai jenis sayur, dr Pauline membagi triknya. Misalnya saja untuk bayam jangan melulu dijadikan sayur bening. Sekali-sekali gunakanlah sebagai isi pastel.

Atau berbagai macam sayur lainnya bisa diolah menjadi cap cay yang dicampur daging ayam. Memberi anak sayur bersantan seperti lodeh pun tidak masalah asal tidak terlalu banyak dan diberikan saat anak sudah bisa mengonsumsi makanan orang dewasa.

Namun, dr Pauline menyayangkan, di perkotaan banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga mereka tidak memiliki waktu yang cukup bagi anaknya. Sebut saja untuk lauk, banyak orang tua yang mengandalkan makanan siap saji seperti nugget atau sosis.

“Kan kasihan juga anaknya kalau tiap hari dikasih itu. Makanya saya katakan kalau orang tua zaman sekarang ini berat karena tidak hanya memberi makan dalam artian nafkah ada uang sudah terserah mau makan apa. Tapi ada tanggung jawab moralnya,” tutur dr Pauline.

"Dia harus mendidik, memberi contoh, memberi nutrisi yang sesuai supaya tumbuh kembangnya bagus dan kelak di kemudian hari tidak muncul penyakit degeneratif," pungkasnya.

Picky eater bisa disembuhkan meski sering bikin orang tua pusing tapi biasanya yang seperti itu orang tua yang enggak punya waktu. Dan anak yang seperti itu biasanya terjadi pada anak yang orang tuanya tidak punya waktu.

(vit/mer)

Berita Terkait