Namun, Artika mengaku selama menyusui kedua anaknya, pasokan ASI-nya lancar-lancar saja. Selain menjalani pola hidup sehat, apa rahasia Artika sehingga ASI-nya selalu lancar?
"Tipsnya sangat gampang si ibu itu percaya diri, dia happy, tidak berada di bawah tekanan, stres, dan paling penting emang percaya diri," kata Artika usai memandu Temu Media 'Osteogensis Imperfecta' di kantor Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) di Jl Dempo, Matraman, Jakarta Pusat, dan ditulis pada Selasa (19/11/2013).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini pun Artika masih memberi ASI eksklusif pada anak keduanya, Dayana Zoelie Ibrahim yang kini berumur lima bulan. Diakui Artika, ia bersyukur memiliki informasi yang baik tentang bagaimana menyusui termasuk teknik melekatkan payudara dan mulut bayi yang baik bagaimana, cara penyimpanan ASI perah, dan pemberian ASI perah.
"Itu saya dan suami saya sudah tahu karena saya ikut pelatihan WHO. Kemudian dari situ saya bisa berbagi kepada temen-temen yang ibu-ibu terutama yang baru menyusui. Tidak hanya saya beri informasikan kepada ibu yang mau menyusui tapi suaminya juga ikut hadir di situ," papar Artika.
Tahun 2009, wanita kelahiran Pangkal Pinang ini mengikuti pelatihan dari WHO untuk kelas pelatihan menyusui selama 40 jam. "Jadi ada sertifikasi dan ujiannya. Jadi bisa kebayang gimana saya ngerjain ujian sambil menyusui anak dan sangat di-support banget sama suami saya," kisah Artika.
Istri musisi Baim ini juga menjadi konselor laktasi. Ia lebih berperan menjadi teman berbagi dan mendampingi ibu-ibu yang baru mulai menyusui sehingga bisa menyusui dengan lebih mudah. Ia juga memberi informasi tata laksana menyusui yang tepat seperti apa.
Saat menyusui, menurut Artika masalah bisa saja datang dari intervensi ibu si ibu yang menyusui atau ibu mertua yang kadang menghambat keinginan ibu untuk menyusui. Untuk mengatasi hal itu, biasanya Artika akan berbicara dengan ibu tersebut. Sebab, menjadi konselor menurut Artika tidak boleh menyampaikan sesuatu secara head to head.
"Jadi kita duduk sama-sama, diajak bicara, harus bener-bener mendengarkan apa yang jadi ketakutannya dia. Menggiring dia supaya merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan bahwa perempuan itu, setiap ibu bisa menyusui," tutur Artika.
Ia menambahkan menyusui membawa manfaat tersendiri dibandingkan pemberian susu formula. Misalnya, si anak tidak pernah sakit dan jarang ke dokter. Selain itu, secara emosional, kematangan emosi seorang anak yang disusui ibunya lebih matang.
Dalam artian tidak cepat rewel karena proses menyusui ada kedekatan dan bahasa mata dari anak ke ibu. Bahkan, Artika mengaku ketika melahirkan anak pertama, nyawanya terselamatkan dengan inisiasi menyusu dini (IMD) akibat mengalami kondisi pre-eklampsia.
"Jadi anak saya saat itu ada di atas saya, saya biarkan cari puting ibunya. Saat dia merangkak, menginjakkan kakinya kayak dipijet pijet gitu di perut saya itu menghentikan perdarahan saya. Suami saya bilang waktu itu sempat satu ember ya karena tekanan darahnya makin melonjak hampir 180 waktu itu," papar Artika.
(vit/vta)











































