Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua Saat Anak Jadi Korban Bullying

Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua Saat Anak Jadi Korban Bullying

- detikHealth
Jumat, 21 Feb 2014 18:30 WIB
Ini yang Perlu Dilakukan Orang Tua Saat Anak Jadi Korban Bullying
Ilustrasi (Foto: Thinkstock)
Jakarta - Kasus bullying bisa terjadi di mana dan menimpa siapa saja, terlebih lagi anak-anak. Dan ketika anak Anda mulai bercerita tentang perilaku bullying, sudah seharusnya Anda memberikan perhatian yang sepenuhnya.

Menurut Prof. Datin Dr Noran Fauziah Yaakub, ketika anak sudah menceritakan kepada orang tua mereka bahwa mereka telah dibully, hal itu merupakan sebuah tanda yang patut untuk diwaspadai. Dan menanggapi hal tersebut, para orang tua disarankan untuk tidak memandang remeh.

"Anak-anak itu butuh keberanian diri yang banyak untuk meyakinkan dirinya sebelum mereka memberitahukan kepada orang tuanya mengenai masalah bullying yang mereka alami," ujar Prof. Noran, seperti yang dikutip AsiaOne, Jumat (21/2/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Prof. Noran memberikan contoh seorang ayah yang akhirnya menyesal ketika anaknya akhirnya bunuh diri akibat menjadi korban bullying. Dan saat itu sang ayah bersikap tidak memberikan perhatian ketika anaknya bercerita tentang kasus bullying yang dialami anaknya.

Agar tidak terjadi lagi hal yang serupa, Prof. Noran benar-benar menggarisbawahi pentingnya perhatian kedua orang tua terhadap anaknya. Namun, jika nantinya anak mengakui bahwa ia mengalami bullying, Prof. Noran menyarankan bahwa jangan pernah sekali pun menggunakan pendekatan kepada anak yang berkesan mengonfrontasinya.

"Sangat tidak baik jika orang tua melakukan pendekatan konfrontasional. Hal itu dapat memicu agresi yang tidak baik," tutur Prof. Noran.

Walaupun begitu, Prof. Noran sadar bahwa masih banyak orang tua yang tidak memiliki kemampuan yang tepat dalam menangani kasus bullying yang menimpa anaknya. Dan jika benar, sudah seharusnya para orang tua juga berbicara kepada guru dari anak mereka sehingga guru dapat membantu menangani kasus bullying yang memang cukup sering terjadi di sekolah.

"Biasanya, yang sering terjadi kasusnya itu adalah anak-anak baru yang pindah sekolah. Karena mereka (anak-anak baru) seakan merupakan target mudah bagi para perilaku bullying," ungkap Prof. Noran.

Prof. Noran menyarankan para orang tua dan guru untuk mengikuti cara 'No Blame Approach', yaitu suatu pendekatan kepada korban bullying yang dikembangkan oleh Barbara Maines dan George Robinson. Dengan kata lain, para orang tua dan guru harus melakukan pendekatan kepada anak yang menjadi korban bullying dengan lebih mengutamakan interaksi yang baik dibanding investigasi yang terkesan interogatif.

"Jika kita berhasil mengatasinya, pada akhirnya para perilaku bullying akan meminta maaf kepada anak-anak kita. Dan hal tersebut tentu saja akan berdampak baik untuk anak-anak kita," tutur Prof. Noran.



(mer/vit)

Berita Terkait