"Orang tua harus mampu melihat dari sudut pandang anak, dan menempatkan anak sebagai subjek, bukan objek pelampiasan atau yang hanya diperhatikan ketika ingin," papar Rosliana Verauli, M.Psi, psikolog anak dan remaja dari RS Pondok Indah.
Hal itu ternyata sudah diterapkan oleh pasangan selebriti Ari K. Untung dan Fenita. Pengalaman anak pertamanya yang sempat marah dan stres ketika dimasukkan sekolah pilihan orang tuanya kini membuat mereka tersadar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misbareta Fathir Gavin Daffa (8) adalah putra pertama pasangan tersebut. Gavin, begitu ia dipanggil, seringkali berulah ketika dimasukkan ke PAUD. Menangis, marah dan merajuk untuk tidak sekolah seringkali dilakukannya. Ari sebagai ayah bahkan sempat mengaku bingung.
"Ini harus diapakan ya anak ini. Perilaku seperti itu berlanjut terus sampai hampir setahun. Akhirnya setelah dipikirkan matang-matang, kita tarik saja dari sekolahnya," kenang Ari.
Langkah tersebut terbukti tepat. Perilaku agresif Gavin pun berhenti setelah Ari dan Fenita membiarkannya sering bermain. Lalu ketika usianya menginjak 5 tahun, Gavin pun dibolehkan untuk memilih TKnya sendiri.
Fenita mengatakan bahwa dirinya mengajak Gavin mengunjungi TK yang dipilih oleh ibunya. Setelah melalui masa percobaan, ternyata tidak ada masalah yang dialami oleh Gavin di sekolah tersebut. Gurunya bahkan mengatakan bahwa Gavin termasuk anak yang aktif.
"Aku deg-degan juga. Sudah sempat bilang ke gurunya kalau Gavin tuh anaknya agak tertutup, sulit berkomunikasi. Eh, tapi gurunya malah bilang sebaliknya. Katanya Gavin nggak ada masalah di kelas dan termasuk anak yang aktif," papar ibu dari Gavin dan Misbareta Aisyah Mikaila tersebut.
Berkaca pada kejadian tersebut, kini Fenita dan Ari tidak pernah lagi memaksakan kehendak mereka kepada anaknya. "Kalau kita penuhi hak mereka, seperti hak bermain dan sebagainya, mereka juga akan belajar bagaimana caranya bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambil," terang Fenita.
(vit/vit)











































