Studi: Tuberculosis pada Anak Kurang Diperhatikan

Studi: Tuberculosis pada Anak Kurang Diperhatikan

- detikHealth
Senin, 14 Jul 2014 10:51 WIB
Studi: Tuberculosis pada Anak Kurang Diperhatikan
Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Jakarta - Anak-anak memang diketahui tidak bisa menularkan tuberkulosis atau TB, akan tetapi mereka sangat rentan tertular penyakit gangguan pernapasan tersebut dari orang dewasa. Mengapa bisa begitu?

Untuk mencari jawabannya, tim gabungan dari University of Sheffield, Imperial College London, dan Global Alliance for TB Drug Development menciptakan sebuah model matematika yang berfokus pada data orang dewasa yang terkena TB. Mereka mencari sampel dari 22 negara yang terkena penyakit TB terbesar. Dengan begitu mereka dapat mengestimasi bagaimana anak-anak dapat terkena tuberculosis.

"Penemuan kita yang besar ini memberikan kesempatan pengobatan pencegahan antibiotik bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan yang terkena infeksi TB," imbuh Dr Peter Dodd, dikutip dari BBC, Senin (14/7/2014).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut ketua peneliti ini, dengan memberikan pengobatan yang bersifat pencegahan akan mengurangi jumlah anak-anak yang terkena TB. Karena menurutnya anak-anak yang terkena TB penting untuk dikontrol meski terkadang mereka selalu diabaikan.

Sependapat dengan Dodd, Dr Ruth McNerney dari London School of Hygiene and Tropical Medicine juga menganjurkan untuk memberikan perawatan kepada anak-anak agar tak terkena TB.

"Sangat penting untuk menyelesaikan masalah ini. Merawat anak-anak dengan sewajarnya ketika mereka terkena penyakit ini akan membantu pencegahan penyakit di masa datang," imbuh Dr Ruth

Begitu juga dengan Andrea Cruz dan Jeffrey Starke dari baylor College of Medicine di Amerika Serikat. Mereka mengatakan bahwa dengan mengontrol TB pada orang dewasa sama juga dengan mengontrol TB pada anak-anak. Dengan adanya penemuan ini kita berharap jumlah penyakit TB di dunia akan segera menurun, terutama pada anak-anak.

Menurut jurnal Lancet Global Health, setiap tahunnya sebanyak 650.000 anak-anak di dunia terkena tuberkulosis atau TB. Jumlah ini 25% lebih banyak daripada yang diprediksikan oleh World Health Organization (WHO). Karena memiliki sedikit tempat berkembangnya bakteri, TB sangat susah ditemukan pada tubuh anak-anak.

Dari data yang diperoleh, hampir dua per tiga dari kasus TB hilang setiap tahunnya. 15 Juta anak-anak yang tinggal dengan orang dewasa yang terkena TB, juga ikut terkena TB. Sedangkan 53 juta anak-anak lainnya tidak memiliki penyakit TB yang aktif, tapi sewaktu-waktu penyakit itu dapat muncul.

Studi: Tuberculosis pada Anak Kurang Diperhatikan

Anak-anak memang diketahui tidak bisa menularkan tuberkulosis atau TB, akan tetapi mereka sangat rentan tertular penyakit gangguan pernapasan tersebut dari orang dewasa. Mengapa bisa begitu?

Untuk mencari jawabannya, tim gabungan dari University of Sheffield, Imperial College London, dan Global Alliance for TB Drug Development menciptakan sebuah model matematika yang berfokus pada data orang dewasa yang terkena TB. Mereka mencari sampel dari 22 negara yang terkena penyakit TB terbesar. Dengan begitu mereka dapat mengestimasi bagaimana anak-anak dapat terkena tuberculosis.

"Penemuan kita yang besar ini memberikan kesempatan pengobatan pencegahan antibiotik bagi anak-anak yang tinggal di lingkungan yang terkena infeksi TB," imbuh Dr Peter Dodd, dikutip dari BBC, Senin (14/7/2014).

Menurut ketua peneliti ini, dengan memberikan pengobatan yang bersifat pencegahan akan mengurangi jumlah anak-anak yang terkena TB. Karena menurutnya anak-anak yang terkena TB penting untuk dikontrol meski terkadang mereka selalu diabaikan.

Sependapat dengan Dodd, Dr Ruth McNerney dari London School of Hygiene and Tropical Medicine juga menganjurkan untuk memberikan perawatan kepada anak-anak agar tak terkena TB.

"Sangat penting untuk menyelesaikan masalah ini. Merawat anak-anak dengan sewajarnya ketika mereka terkena penyakit ini akan membantu pencegahan penyakit di masa datang," imbuh Dr Ruth

Begitu juga dengan Andrea Cruz dan Jeffrey Starke dari baylor College of Medicine di Amerika Serikat. Mereka mengatakan bahwa dengan mengontrol TB pada orang dewasa sama juga dengan mengontrol TB pada anak-anak. Dengan adanya penemuan ini kita berharap jumlah penyakit TB di dunia akan segera menurun, terutama pada anak-anak.

Menurut jurnal Lancet Global Health, setiap tahunnya sebanyak 650.000 anak-anak di dunia terkena tuberkulosis atau TB. Jumlah ini 25% lebih banyak daripada yang diprediksikan oleh World Health Organization (WHO). Karena memiliki sedikit tempat berkembangnya bakteri, TB sangat susah ditemukan pada tubuh anak-anak.

Dari data yang diperoleh, hampir dua per tiga dari kasus TB hilang setiap tahunnya. 15 Juta anak-anak yang tinggal dengan orang dewasa yang terkena TB, juga ikut terkena TB. Sedangkan 53 juta anak-anak lainnya tidak memiliki penyakit TB yang aktif, tapi sewaktu-waktu penyakit itu dapat muncul. (up/up)

Berita Terkait