Menurut Dr dr Rini Sekartini SpA(K), pada dasarnya pola tidur pada anak balita adalah kemampuan untuk tidur sepanjang malam, tidak terbangun dan waktu jam tidur yang tetap dan sama setiap harinya, yaitu jam 8 malam dan bangun sekitar jam 6 pagi,
"Kalau anak susah tidur, penyababnya sangat beragam, yang harus dipastikan apakah ada sakit seperti sakit flu, batuk pilek, demam, diare, atau gatal. Nah hal itu harus segera diatasi," kata dr Rini ketika berbincang dengan detikHealth dan ditulis pada Kamis (4/9/2014).
Selain itu, susah tidur yang dialami anak juga bisa disebabkan karena masalah lingkungan seperti udara panas, pengap, bising atau ada TV di dalam kamar. Atau bisa saja anak merasa tidak nyaman dengan kondisinya, misalnya popok yang terlalu penuh atau timbul ruam yang mengakibatkan gatal.
Dikatakan dr Rini, jika anak kurang tidur, pertumbuhannya bisa terganggu karena hormon yang berguna untuk mendukung tumbuh kembang anak bekerja saat si kecil terlelap.
Nah, untuk membuat anak lelap tidur, pastikan kondisi fisik si kecil sehat dan lingkungan kamar tidur menunjang untuk tidur yang baik. Sementara itu, dr Andreas Prasadja, pakar kesehatan tidur dari RS Mitra Kemayoran mengatakan jika kebutuhan tidur anak tidak terpenuhi, ada dampak negatif yang bisa muncul pada anak.
"Perilaku agresif, rewel, dan turunnya prestasi adalah contoh dari dampak negatif itu. Sebab dampak mengantuk anak kan jadi nakal, rewel, dan suka gangguin temennya terus," kata dr Ade, begitu ia akrab disapa.
dr Ade menambahkan, selain mengalami dampak langsung, anak yang kekurangan tidur juga memiliki pengaruh pada orang sekitarnya. Anak akibat kurang tidur misalnya akan sulit mencari teman karena perilakunya agresif.