Hanya saja jika memang anak positif HIV, orang tua tak perlu panik. Obat Anti Retroviral (ARV) yang digunakan untuk anak berbeda dengan obat ARV bagi orang tua. Bahkan terdapat dua pilihan, yaitu ARV cair dan tablet.
"Beda dong obatnya. Masa anak bayi gitu minum obat ARV sebesar jempol, kan nggak bisa. Buat anak ARV-nya ada dua jenis. Satu ARV sirup, satu lagi ARV tablet yang bisa larut dalam air," tutur dr Sigit Priohutomo, Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML) Kementerian Kesehatan RI, dan ditulis pada Selasa (9/12/2014).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang ada dua, tapi obat sirup tidak direkomendasikan karena kandungan alkoholnya tingg, 40 persen. Sebabnya untuk mengubah menjadi larutan atau sirup butuh bahan pengencer kan, nah pengencernya itu menggunakan alkohol," tandas dr Nadia.
Sebab lainnya adalah obat sirup sangat tidak efektif. Dijelaskan dr Sigit bahwa obat sirup hanya dapat bertahan selama 6 bulan sehingga jika tak tersalurkan dengan baik, akan membuat ongkos produksi lebih besar.
"Karena dia tahannya cuma 6 bulan. Nanti kita bikin lagi, bikin lagi. Sangat tidak efektif," tambahnya.
Dikatakan dr Sigit tak ada batasan khusus sampai umur berapa anak dibolehkan menggunakan obat ARV anak. Penggunaan obat ARV anak bisa dilakukan hingga anak berusia di atas 2 tahun atau minimal sudah bisa mengonsumsi obat ARV biasa.
Yang terpenting menurut dr Sigit adalah dosis obat yang diberikan harus tepat dan sesuai dengan proses pertumbuhan dan berat badan anak. Kelebihan ataupun kekurangan dosis dikatakannya akan berakibat fatal bagi si anak.
"Yang penting harus konsul dokter dan minum obat rutin, dengan dosis yang sesuai takaran. Dengan minum ARV akan membuat hidup anak terjaga, mudah-mudahan bisa berumur panjang dan sampai dewasa," ungkapnya.
(mrs/vit)











































