Selama ini orang tua mengira anak yang dibiarkan jalan kaki atau naik sepeda ke sekolah berpeluang lebih besar untuk membeli makanan atau jajanan tak sehat yang mereka temui di jalan.
Akan tetapi ternyata tim peneliti dari Berkley School of Public Health, University of California melakukan survei pola makan selama 24 jam pada 3.622 anak yang masih duduk di bangku kelas 4 dan 5 dari 44 sekolah dasar di California bagian selatan, mereka justru menemukan fakta yang cukup mengejutkan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan kata lain anak yang mendapatkan fasilitas antar-jemput, baik dengan kendaraan pribadi ataupun menggunakan angkutan umum cenderung lebih banyak jajan ketimbang anak yang jalan kaki atau naik sepeda ke sekolah.
"Anehnya kami justru melihat orang tua yang antar-jemput anaknya lebih sering berhenti di tengah jalan dan membelikan anak mereka junk food," ungkap peneliti Dr Kristine Madsen seperti dikutip dari Foxnews, Rabu (21/1/2015).
Sebagai orang tua, Madsen juga memahami betapa sulitnya menghindarkan anak dari makanan tak sehat. "Anak-anak saya sangat suka jajan, dan karena saya senang melihat mereka bahagia, saya terkadang membelikan makanan yang iklannya mereka lihat di pinggir jalan atau makanan siap saji," akunya.
Lantas bagaimana cara mencegah agar anak tak jajan sembarangan? Seperti ditulis detikHealth sebelumnya, Prof Dr Ir H Hardinsyah, MS, Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat IPB menjelaskan bahwa anak bisa dibiasakan untuk sarapan sebelum berangkat sekolah.
"Kalau anak sudah biasa sarapan, bisa di rumah atau dibawakan bekal, maka laparnya akan tertunda hingga jam 9-10," katanya.
Jikalau orang tua bersikap fleksibel dan memperbolehkan anak untuk jajan, maka pastikan jajanan yang dipilih adalah yang berkualitas, semisal dikemas sesuai standar dan aman. Selain itu bila produk tersebut beredar di Indonesia, maka pastikan produk ini harus mendapatkan izin edar dari BPOM.
(lil/up)











































