Temuan baru dari Washington University School of Medicine in St. Louis mengungkapkan bahwa ada perilaku yang bisa menjadi gejala gangguan perilaku di kemudian hari, terutama ketika anak sudah duduk di bangku sekolah. Beberapa gejala tersebut di antaranya sering melawan, menyerang, dan merusak benda yang ada di sekitarnya.
"Awalnya kami tidak mengerti perbedaan empiris antara perilaku mengganggu yang normal pada anak prasekolah, misalnya marah dengan perilaku yang berpotensi menimbulkan gangguan perilaku di kemudian hari," kata peneliti senior Dr Joan L Luby, profesor psikiatri anak di Washington University School of Medicine.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Misalnya saja marah. hal itu memang lumrah, tapi jika Anda mengungkapkan kemarahannya dengan nada tinggi, itu bisa berpotensi menimbulkan masalah pada kesehatan mental anak. Perlu juga diperhatikan kapan dan di mana anak sering bertingkah seperti ini," kata Luby dalam laporannya di jurnal Pediatrics dan dikutip pada Selasa (27/1/2015).
Sebut saja ketika anak cenderung melakukan hal itu saat di tempat umum dan dengan intensitas sering, maka orang tua perlu menilik lebih lanjut apa yang dialami anak. Penulis utama studi Dr Ji Su Hong, MD, dari divisi kesehatan mental anak di Grace Hill Health Centers mengatakan 5% anak usia prasekolah umumnya memiliki sikap tantrum dan cenderung melawan.
"Berarti bisa dikatakan hal ini terjadi pada satu anak dari satu kelas. Jika gangguan perilaku ini diketahui sebelum anak berusia 10 tahun, akan lebih baik karena penanganan dilakukan sedini mungkin. Sebab, gangguan perilaku bisa memengaruhi tumbuh kembang anak ketika tak ditangani dengan segera," papar Dr Hong.
(rdn/up)











































