Sarapan dobel dalam hal ini yakni ketika anak sudah sarapan di rumah, kemudian di sekolah mereka kembali sarapan. Hal ini bisa terjadi karena beberapa sekolah mulai membentuk klub sarapan guna memastikan anak mendapat asupan makanan di pagi hari, demikian diungkapkan ketua peneliti Prof Jeanette Ickovicks dari Yale University.
"Ada kekhawatiran bahwa sarapan dobel justru meningkatkan risiko obesitas pada anak. Tapi, studi kami tidak mendukung kekhawatiran itu. Sebaliknya, dengan menyediakan sarapan di sekolah membantu mengurangi risiko anak jajan sembarangan dan bisa membantu siswa mempertahankan berat badan yang sehat," tutur Prof Ickovicks.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Latih Disiplin dan Pengetahuan Anak dengan Biasakan Sarapan
Hasilnya diketahui bahwa anak yang melewatkan sarapan atau sarapan dengan tidak tertair dua kali lebih mungkin mengalami kelebihan berat badan dibandingkan anak yang sarapan, bahkan mendapat sarapan dobel. Perubahan bobot anak yang sarapan dobel juga tidak jauh berbeda dengan siswa lain yang rutin sarapan.
Berdasarkan hasil studi yang diterbitkan di jurnal Paediatric Obesity ini, peneliti lain Dr Marlene Schwarts mengatakan ketika melihat hubungan sarapan di sekolah dengan berat badan anak, maka sarapan dobel akan lebih baik bagi anak dibanding mereka tidak sarapan sama sekali.
"Apalagi selama ini sudah banyak penelitian yang menyebutkan sarapan bisa meningkatkan prestasi akademik anak, membuat kesehatan anak lebih baik, dan membuat berat badan anak lebih terkontrol," ucap Prof Schwartz, dikutip dari Daily Mail, Sabtu (19/3/2016).
Baca juga: Studi: Rutin Sarapan Tiap Pagi Bantu Turunkan Risiko Stroke
(rdn/vit)











































